MATERI PELATIHAN KHOTBAH
(HOMILITIKA)
PENDAHULUAN
Memberitakan firman Tuhan adalah salah satu kesempatan yang terbesar
dan mulia yang dipercayakan kepada manusia termasuk kita yang sudah mengaku
menerima jabatan presbiter, tentu sudah menjadi tanggung jawab kita
memberitakan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin yang kita
lakukan.
Kalau kita baca buku tentang berkhotbah ini disebut “HOMILITIK”.
Homilitik berhubungan dengan semua studi tentang hal-hal yang berhubungan
dengan seni berkhotbah. Tetapi terkadang bagi jemaat yang mendengarkan khotbah
sering sekali mendengar khotbah yang kering walaupun mungkin sudah disiapkan
dan di gumuli berjam-jam oleh pengkhotbah sering sekali melupakan bagaimana
seni untuk menyampaikan khotbah agar dapat diterima oleh jemaat dan diingat
jemaat juga dapat dibawa pulang dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau kita mengamati suatu khotbah berhasilnya bergantung pada dua
factor utama yaitu:
·
Bagaimana pengkhotbah
menyiapkan dan menyusun materi khotbahnya.
·
Bagaimana pengkhotbah
menyampaikan khotbahnya.
Oleh karena itu khotbah yang mengesankan persiapannya harus
meliputi: menyediakan ide-ide khotbah, struktur tata bahasa, suara dan gerakan tubuh. Untuk itu bagi presbiter yang
tidak berlatar belakang pendidikan teologi harus aktif belajar sendidri dan
alangkah baiknya berlatih untuk berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan
menyiapkan khotbah dan bagaimana menyiapkannya, untuk itu perlu dibimbing dan
di evaluasi seorang mentor dalam pelatihan khotbah.
Untuk pelatihan akan diberikan suatu materi yang lebih spesifik
berupa penjelasan yang lebih lengkap mengenai salah satu model penyusunan
khotbah dan dalam pelatihan pertama ini akan diberikan ringkasan bahan khotbah.
BAB I
MENYIAPKAN KHOTBAH
A. Devenisi Khotbah
Khotbah bukanlah suatu karangan sastra yang dapat di baca
berulang-ulang, melainkan suatu berita untuk dikomunikasikan kepada pendengar
dan mempunyai dampak langsung kepada pendengar. Untuk memperoleh dampak yang
baik, maka khotbah harus dapat diterima dengan jelas oleh pendengar.
Homilitik adalah ilmu yang mempelajari tentang khotbah, homilitik
berasal dari kata Yunanai, Homilia (Gerika) yang berarti Allah berbicara kepada
manusia.
Jadi homilitik
adalah ilmu yang mempelajari tentang Allah berbicara kepada manusia.
Ada dua pandangan yang keliru
tentang ilmu homilitik yaitu:
1.
Homilitik tidak penting, sebab
Allah memimpin dan mewahyukan apa yang perlu disampaikan.
2.
Berkhotbah tidak perlu
persiapan.
B. Bagaimana Berkhotbah Yang
Efektif
Memberitakan firman Tuhan adalah suatu seni mengkomunikasikan
kebenaran ilahi melalui kepribadian manusia, sehingga seorang pemberitaan
firman Tuhan pada intinya adalah seorang komunikator. Pengkhotbah menerima
kebenaran dan menerima karunia pengetahuan dari Allah, Pengkhotbah
mengkomunikasikannya secara efektif kepada pendengarnya dan Allah menyiapkan
pendengar menikmati firmannya.
Khotbah yang efektif dari seorang pemberitaan firman Tuhan harus
memahami beberapa hal yang penting sebagai berikut:
1.
Melibatkan Allah
Percayalah
bahwa firman Tuhan yang kita taburkan berasal dari Allah sehingga seorang
pemberitaan firman harus melibatkan Allah.
2.
Pelajari Alkitab
Sebelum
membuka dan mempelajari ALKITAB berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk mencari
bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk dari Tuhan di dalam firmanNya. Buka
Alkitab dan bacalah seolah-olah dihadapan hadiratNya mulailah baca dari ayat
yang sebelumnya secara lengkap karena hal ini membantu kita untuk membaca Alkitab secara menyeluruh
dan konsisten, jangan hanya membaca dengan mengambil disana-sini serta
mengabaikan maksud keseluruhan Alkitab. Dengan cara ini kita tidak terjebak
dalam pengertian Alkitab yang keliru.
3.
Sediakan sebuah catatan
Sangatlah
penting untuk membuat catatan untuk menuangkan pemikiran-pemikiran dan ide-ide
pada saat kita belajar dan bersaat teduh, karena kita sangat mungkin dapat
dengan mudah cepat lupa kebenaran-kebenaran yang sangat indah. Berlatihlah
menulis setiap kali dapat pemikiran-pemikiran penting.
4.
Persiapkan hatimu untuk
memberitakan firman
Berusahalah
untuk menghindari sikap hanya mencari, apa yang Tuhan katakan untuk saya
khotbahkan, jangan hanya ingin mencari perlu rohani untuk mempaparkan kepada
orang lain.
C. Kesalahan pengkhotbah yang
sering terjadi
v Anggapan bahwa : tidak
perlu persiapan yang serius
Ide yang salah jika menganggap bahwa persiapan itu tidak perlu
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius maka hal itu bisa terjadi ketika
pemberitaan firman mempunyai pemikiran bahwa berkhotbah tidak perlu banyak
persiapan yang penting iman yang teguh. Lalu berdiri begitu saja di depan
jemaat dan berpandangan bahwa iman
sesungguhnya tidak memberikan persiapan pikiran, dan dia percaya bahwa Tuhan
akan memimpin dan mengilhamkan kata-kata yang di khotbahkan.
Ayat kitab suci
favorit bagi orang yang semacam ini adalah Mazmur 8:11 “bukalah mulutmu
lebar-lebar maka Aku akan membuatnya penuh”. Konteks Mazmur secara keseluruhan
menunjukkan bahwa ayat ini tidak ada hubungannya dengan pemebritaan firman sama
sekali. Kecenderungan untuk mengabaikan pemberitaan firman Tuhan yang serius
dapat kitakan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan bersikap kurang
matang. Pemeberitaan firman Tuhan semacam ini biasanya suka berbicara omong kosong atau
tidak berbobot. Memang sudah banyak pengalaman untuk berkhotbah tetapi kita
tetap harus mempersiapkan khotbah dengan serius suapaya apa yang kita sampaikan
kepada jemaat mengerti.
v Anggapan bahwa : saya bisa dan biasa berkhotbah
Kesalahan yang kedua ini juga hampir sama yang pertama
adalah kepercayaan yang sepenuhnya ditekankan pada kemampuan pada diri sendiri.
Disini pada ketergantungan Roh Kudus dia abaikan atau kadang diabaikan sama
sekali. Hal ini mungkin terjadi karena ada rasa percaya diri yang berlebihan karena dari latar belakang pendidikan yang
dimiliki baik karena sering berkhotbah berapa kali dalam satu minggu, sehinggga
menaruh kemampuan pada diri sendiri. Pengalaman semacam itu memang bisa menghasilkan
cara bicara yang lancar dengan menambahkan kata sambung atau kata yang berulang
tidak pada tempatnya dan sehingga seolah-olah meyakinkan tetapi khotbahnya
kering dan tandus tidak membangun jemaat sama sekali, dan bisa dijadikan bahan
olok-olokkan jemaat sendiri.
D. Kerangka Khotbah
Ada
tiga bagian kerangka khotbah yaitu:
a.
Konsep
Konsep
yaitu bagaimana cara mendapatkan tema inti untuk bahan khotbah, yang merupakan
seni untuk mengetahui bagaimana menerima berita dari Tuhan. Ini berhubungan
bagaimana ide dan tema yang utama untuk sebuah khotbah.
b.
Komposisi
Dalam
menerima ide gagasan atas suatu kebenaran, kita harus memulai melakukan analisa
untuk menemukan kebenaran tersebut. Disitulah catatan kita berperan penting! Selagi
kita merenungkan. Tuliskan setiap pikiran yang muncul dalam catatan kita.
c.
Konstruksi
Setelah
kita menganalisa bahan subyek (pokok pembahasan) dan mendaftar setiap aspek
kebenaran yang dapat kita temukan, setelah itu kita dapat mensortirnya, dan
mulai menyusun pikiran-pikiran itu di dalam suatu urutan yang benar, jika yang
kurang relevan dapat kita buang, kalau ada yang kurang tajam dapat dipertajam
dan yang kurang tegas dapat lebih dipertegas lagi. Menyusun bahan tersebut ke
dalam suatu urutan yang tepat akan sangat membantu kita pada jemaat. Dengan
membagikan buah pikiran yang dikembangkan secara berurutan, orang lain dapat
tertolong mengerti dan mengerti jalannya pembicaraan anda.
Tujuan penyusunan khotbah adalah membuatnya sejelas dan sederhana mungkin
hinggga mudah dipahami oleh jemaat pendengar.
A. JENIS-JENIS KHOTBAH
Ada
7 jenis-jenis khotbah yaitu :
v Ekspositori
v Tekstual
v Topikal
v Biografi
v Analitis
v Analogis
v Tipikal
v
Khotbah ekspositori
Khotbah ekspositori adalah suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab
yang pendek atau panjang di artikan dalam hubungan satu tema. Bagian yang
terbesar materi diambil langsung dari nats Alkitab tersebut dan kerangkanya
terdiri dari serangkaian ide yang diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada
suatu ide yang utama.
Sedangkan khotbah tekstual hanya mengambil dari satu ayat atau dua
ayat, sedangkan khotbah ekspositori,teksnya mungkin pendek atau panjang,
mungkin mencakup pasal dan bagian demi bagian menunjukkan jalan pikiran dan
pengkhotbah harus mengupas dan menjelaskan satu bagian dari Alkitab dengan
jelas. Khotbah ekspositori adalah jenis khotbah yang paling baik dan jelas
sehingga membuat jemaat lebih paham akan ajaran Alkitab. Ada dua jenis khotbah
yang bukan khotbah ekspositori tetapi sering dianggap khotbah ekspositori yaitu
:
a.
Uraian Alkitab
Suatu
uraian yang terus-menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang atau pendek,
yang diterangkan ayat demi ayat. Biasanya uraian tersebut terdiri dari
serangkaian keterangan-keterangan teks yang tidak berhubungan atau tidak
diungkapkan dalam kesatuan struktur.
b.
Ceramah Exegetik
Uraian
panjang lebar sebuah arti teks, atau tanpa suasana logis atau penerapan
praktis. Sangat penting pengkhotbah mampu menelaah secara dalam tentang firman
Tuhan, namun dalam berkhotbah ekspositori bukanlah menerangkan proses studinya
sehingga khotbahnya salah dalam penafsiran padahal penafsiran bukanlah tujuan
utama sebuah khotbah ekspositori. Penafsiran adalah hanya alat untuk menemukan
kebenaran yang ada pada teks. Jadi pengkhotbah seharusnya hanya memuaskan seluk
beluk yang berhubungan dengan topic. Materi lain dalam teks walaupun begitu
menarik harus disisikan dengan tegas. Pengkhotbah harus konsisten dengan
teks/topic yang sedang dijelaskan secara ekspositori sehinggga dapat dengan
mudah memotivasi mereka dan mudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip dasar dalam persiapan kerangka
ekspositori
v
Setiap bagian Alkitab yang akan
diselediki harus dipelajari dengan seksama supaya artinya di mengerti dan
pokoknya di ketahui.
v
Kata atau ungkapan yang penuh
arti dalam teks bisa menjadi petunjuk untuk kerangka khotbah.
v
Priksalah latar belakang
sejarah dan kebudayaan dari teks tersebut.
v
Perhatikan konteksnya agar
tidak salah dalam penafsiran.
v
Seluk-beluk teks harus digarap
dengan semestinya.
v
Kebenaran yang terdapat dalam
teks harus dihubungkan dengan masa sekarang.
Kesalahan umum dalam khotbah Ekspositori
·
Terlalu asyik penelitian
sehingga terdapat segunung seluk beluk, akibatnya tidak dapat melihat berita
utama yang muncul dalam teks. Akhirnya khotbahnnya penuh dengan seluk beluk
sehingga sulit bagi pendengar untuk mengikutinya.
·
Menyeplekan penafsiran sehingga
tidak dapat menjelaskan secara jelas, hanya mengutamakan
penerapan-penerapannya.
·
Kurang menguasai diri,
menceritakan segala sesuatu yang dianggapnya menarik atau menceritakan sesuatu
yang masih hangat di dalam hatinya sehingga menyimpan dari teks/tema yang harus
diuraikan dan mengembara beberapa saat belum kembali pada teks. Alkitab jemaat
tidak dapat menangkap dari sasaran khotbahnya, bahkan membuat jemaat merasa
pusing dengan apa yang dikhotbahkannya, bagi si pengkhotbah akan menghabiskan
waktu untuk mencapai sasaran khotbahnya. Hal ini sering dijadikan alasan bahwab
Roh Kudus sedang membawanya atau mengingatkannya untuk menceritakan hal-hal ini
walaupun tidak tertuju pada teks/tema, tetapi hal ini sering terjadi
diakibatkan si pengkhotbah tidak menguasai cara berkhotbah atau sipengkhotbah
kurang persiapan yang matang atau si pengkhotbah tidak konsisiten pada tema.
·
Salah penafsir teks, hal ini
sangat fatal bagi jemaat karena akan membawa perpecahan atau penyesatan.
Contoh-contoh khotbah ekspositori
Sebagi contoh pertama kita menggunakan Teks terambil dari Efesus
6:10-18. Agar pengkhotbah bisa mengikuti cara yang dipakai untuk menyusun
kerangkanya, maka harus membaca dahulu bagaian teks itu beberapa kali dan
mempelajarinya dengan saksama sebelum menyelidiki kerangka berikut ini.
Satu penyelidikan tentang Efesus
6:10-18 akan membawa kita pada kesimpulan bahwa Paulus sedang berbicara tentang perang rohani orang percaya
dan hendak memperkenalkan dia dengan berbagai hal yang berhubungan dengan konflik itu sehingga orang percaya
akan menjadi pejuang yang berhasil.
Bila kita memperhatikan ayat-ayat
ini dengan saksama kita akan melihat bahwa dari ayat 10 sampai 13 Rasul Paulus
mendorong orang percaya agar lebih berani dan tabah dalam menghadapi
musuh-musuh rohani yang lebih banyak. Dengan kata lain, dalam ayat-ayat ini
Paulus sedang berbicara tentang semangat juang orang Kristen. Ayat 14-17 menyangkut
bermacam-macam perlengkapan yang telah disediakan Tuhan untuk orang percaya
dalam menghadapi musuh-musuh yang luar biasa.
Jadi, kita berkesimpulan bahwa
bagian ini dapat di gambarkan sebagai perlengkapan orang Kristen. Tetapi
sebelum Rasul Paulus mengakhiri diskusinya mengenai hal-hal yang termasuk dalam
perlengkapan rohani ini, ia menambahkan ayat ke 18. Di sini Paulus mengatakan
kepada orang percaya yang telah mengenakan perlengkapan senjata Allah, bahwa ia
harus juga berdoa dengan tekun di dalam Roh dan senantiasa menaikan doa syafaat
untuk orang-orang suci.
Maka jelaslah, hal terakhir yang
Paulus bicarakan berkenan dengan konflik rohani ini ialah kehidupan orang
Kristen. Maka sekarang kita siap membuat kerangka yang mencantumkan tiga hal
yang dibicarakan Rasul Paulus bertalian dengan perang rohani bagi orang percaya
yaitu:
Topik : Efesus 6:10-18
Tema : “Orang percaya menghadapi
peperangan rohani”
I.
Semangat juang orang Kristen,
ayat 10-13
a.
Harus kuat di dalam Tuhan 10
b.
Harus tabah 11-14a
II.
Perlengkapan orang Kristen,
ayat 14-17
a.
Harus pergunakan perisai iman
14-16
b.
Harus pergunakan firman Allah
17
III.
Kehidupan doa orang Kristen
ayat 18
a.
Harus dengan tekun 18a
b.
Harus berdoa syafaat 18b.
Contoh
Pendahuluan : Menjelaskan pentingnya damai
sejahtera bagi manusia
Teks/topic :
Lukas 8:41-48 (Tentang perumpamaan yang menderita sakit 12 tahun lamanya)
Ttema : Pergilah Dengan Damai Sejahtera
v Perempuan ini tidak memiliki damai sejahtera
·
Dia terus menerus menderita
sakit selama 12 tahun
·
Dia sudah menghabiskan uangnya
untuk berobat, sekarang ia tidak mempunyai apa-apa lagi.
·
Dia sangat kecewa dan tidak
mempunyai semangat tinggi.
·
Dia putus asa karena tidak seorangpun
dapat menolongnya.
v Bagaimana dia datang kepada Yesus
·
Dia mendengar apa yang di
lakukan Yesus pada orang lain.
·
Dia bertekat, bahwa ia memohon
kepada-Nya.
·
Dia menetapkan imannya “asalkan
kujamah saja jubahn-Nya dengan iman.
·
Kehidupan Yesus mengalir dalam
hidupnya dan ia sembuh.
v Keselamatannya
·
Kristus menghendaki pengakuan
imannya
·
Yesus menyebutnya “anak-Ku”,
dia diterima dalam keluarga Allah.
·
Perempuan ini menerima
kesembuhan dan pergi dengan damai sejahtera.
v Penutup
Perempuan itu pergi sebagai seorang yang sudah diperbaharui, dan
anda dapat di perbaharui juga jika anda datang kepada Yesus Kristus dalam iman.
v Kotbah Tekstual
Berbicara menegenai khotbah tekstual
berarti kita berurusan dengan suatu macam khotbah yang berbeda dengan khotbah
topic. Dalam khotbah topic kita mulai dengan tema, tetapi dalam khotbah
tekstual kita mulai dengan teks. Perhatikan baik-baik defenisi khotbah tekstual
:
Khotbah tekstual adalah suatu khotbah
yang bagian-bagian utamanya diperoleh
dari satu teks yang terdiri atas satu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian
ini dipakai sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema khotbah itu.
Sewaktu
kita mempelajari defenisi ini, maka jelaslah bahwa dalam khotbah tekstual
garis-garis utama pengembangannya di ambil dari teks itu sendiri. Dengan cara
ini kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut.
Teks bisa saja terdiri hanya satu baris
dari satu ayat, atau bisa seluruh ayat atau bahkan dua atau tiga ayat. Para
pengarang buku homiletika tidak menetapkan dengan pasti panjangnya nas yang
dapat dugunakan untuk khotbah tekstual. Akan tetapi, untuk tujuan kita, teks
untuk kerangka tekstual akan kita batasi maksimum tiga ayat.
Khotbah tekstual mempunyai
garis-garis utama mengembangkannya diambil dari teks itu sendiri, sehingga
kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut, teks yang diambil
bisa satu ayat atau beberapa ayat.
Persiapan
awal untuk khotbah tekstual :
v Memahami dengan seksama kata-kata dalam teks tersebut.
v Temukan atau tentukan tema utamanya dalam teks tersebut.
v Analisa pemberitaannya dan selediki kata-katanya.
v Temukan kerangka utamanya dari teks tersebut.
v Pertimbangkan konteksnya seperti konteks Alkitab.
Prinsip-prinsip persiapan
khotbah tekstual :
v Kerangka tekstual harus berpusat pada suatu pikiran utama dalam teks
dan bagian-bagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya memperluas tema
tersebut.
v Didalam satu teks bisa ditemukan lebih dari satu tema, namun
demikian, hanya satu pokok yang harus di kembangkan dalam satu kerangka.
v Bagian uatamanya harus disusun dalam urutan logika atau kronologis.
v Konteks dari teks harus di selediki seksama dan dihubungkan dengan
teks agar tidak salah penafsiran.
v Dapat diambil dua atau tiga ayat dari bagian Alkitab yang berlainan
dapat disatukan dan digarap menjadi satu teks. Asalkan ayat-ayat tersebut
saling menunjang dan mempunyai keterkaitan yang kuat.
Contoh-contoh kerangka
khotbah tekstual
Contoh
yang pertama kita ambil dari kitab Ezra 7:10 sebagai teks, bunyinya
“Sebab
Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar
ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”
sering
kali sangat menolong untuk membaca terjemahan agar bisa mendapat pengertian
yang lebih jelas seperti apa arti “Bertekad” dapat juga diterjemahkan
“Menetapkan Hati”.
Bila kita meneliti dengan seksama teks itu, maka tampaklah bahwa seluruh ayat
itu berpangkal pada ketetapan hati Ezra. Jadi kita dapat membuat kerangka
sebagai berikut:
A.
Hatinya ditetapkan untuk
mengetahui firman Allah, “Ezra telah bertekad untik meneliti Taurat Tuhan”
B.
Hatinya ditetapkan untuk taat
kepada firman Tuhan, “ dan melakukannya”
C.
Hatinya di tetapkan untuk
mengajar firman Allah, “serta mengajar ketetapan dan peraturan diantara
Israel”.
Jadi tema yang cocok, yang diambil dari
ide-ide yang disarankan teks itu adalah : “Ketetapan
Hati Ezra”
Pokok : “Ketetapan Hati Ezra”
1.
: Hatinya ditetapkan untuk
mengetahui firman Tuhan.
·
Ditengah-tengah istana kafir
·
Dengan cara yang teliti
2.
: Hatinya ditetapkan untuk taat
kepada firman Allah
·
Memberikan ketaatan yang rela.
·
Memberikan ketaatan yang
sempurna.
·
Memberikan ketaatan yang tak
putus-putusnya.
3.
Hatinya ditetapkan untuk
mengajar firman Allah.
·
Dengan penjelasan
·
Kepada umat Allah
Contoh
Teks : Yesaya
55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan
rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya,
dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
Pokok
: Pengampunan Ilahi
1.
: Sasaran pengampunan Allah, Baiklah orang fasik meninggalkan rancangan jahat dalam hidupnya
·
Orang fasik (Secara harafia,
orang yang keji secara lahiria)
·
Orang jahat (secara harafia,
orang berdosa
2.
: Syarat-syarat pengampunan
Allah,
·
Orang berdosa harus
meninggalkan kejahatan
·
Orang berdosa harus kemabali
kepada Allah
3.
: Janji pengampunan Allah
·
Dia akan mengasihi
·
Memberi pengampunan yang penuh
belas kasihan.
·
Pengampunan yang berlimpah
(secara harafiah, Ia akan murah hati untuk memberi ampun.
·
Pengampunan yang sempurna, Maz
103:3 ; Mikha 7:18-19 ; I Yoh 1:9
Pendahuluan
kasih seperti apa yang dibutuhkan
dunia saat ini. Saya sekarang hendak berbicara soal kasih sejati yang
diperlukan oleh dunia. Yesuslah yang berani berkorban karena Dia mengasihi
kita.
Teks : Yoh. 3:16
Tema : Kasih Allah bagi semua orang
1.
Kasih Allah yang besar bagi
semua orang
v Allah menciptakan manusia dan dunia ini.
v Allah mengasihi semua orang dengan kasih yang sama.
v Allah menghendaki setiap orang mengalami hidup kekal.
2.
Hal itu menyebabkan Dia
memberikan Anak-Nya yang tunggal
v Betapa berharganya seorang anak bagi bapaknya.
v Betapa besar korban yang diberikan oleh Allah.
v Allah memberikan Dia bahkan sampai kematian-Nya.
3.
Barangsiapa yang menerima
Kristus tidak akan binasa
v Pemberian yang luar biasa ini tersedia bagi semua orang.
v Allah mengasihi bahkan bagi manusia yang paling jahat sekalipun.
v Keselamatan adalah anugerah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus
Kristus.
4.
Penutup
Tantang mereka untuk mengambil
keputusan saat ini juga agar mereka menerima Yesus sebagai juruselamat, dan
betapa bodohnya apabila menolak dan mengabaikan pemberian ini.
Keuntungan
memilih khotbah tekstual
a.
Pemilihan suatu teks cenderung
menarik pendengar untuk lebih memperhatikan karena ingin mengetahui rahasia
dibalik teks tersebut.
b.
Teks tersebut akan menolong
pengkhotbah secara sistematik sesuai urutan teks tersebut.
c.
Lebih mengutamakan firman Tuhan
pada suatu bagian spesifik dari Alkitab.
d.
Khotbah yang langsung dari
Alkitab akan memperkaya pendengar tentang firman Tuhan karena begitu pendengar
ingat isi khotbah maka otomatis mereka ingat ayat-ayatnya.
v
Khotbah Topikal
Khotbah topic adalah suatu khotbah yang kerangka utamanya diambil
dari topic/temanya yang lepas dari teks.
Perhatikanlah defenisi ini dengan seksama. Bagian yang pertama menyatakan
bahwa bagian-bagian utama di ambil dari pokok itu sendiri. Ini berarti khotbah
topic mulai dengan satu topic atau tema dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri
atas ide-ide yang terbit dari pokok pembicaraan itu.
Khotbah topic mulai dari suatu topic atau tema dan kerangka utama
khotbah itu terdiri dari ide-ide dari tema pembicaraan. Khotbah ini tidak
menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya tetapi berasal dari berbagai
sumber teks, khotbah ini memiliki satu tema dan kerangka-kerangka khotbah hanya
untuk menguraikan tema tersebut. Setiap kerangka harus tertuju dan mendukung
tema tersebut. Apabila kerangka khotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan
memperjelas tema khotbah maka khotbah topic akan melebar menjadi khotbah yang
sering kali membuat si pengkhotbah tidak cukup waktu dan kehilangan sasaran
yang dibagikan kepada jemaat. Hal ini berakibat si pendengar tidak memahami apa-apa yang menjadi inti dari
isi khotbah tersebut.
Khotbah topical bertujuan untuk menyajikan sebuah topic yang khusus
pada jemaat. Sebagai contoh, mungkin ia mengambil sebuah pokok bahasa mengenai
pembenaran, lalu pertama-tama ia akan mencari segala sesuatu yang di katakan
Alkitab atas pokok persoalan yang memikat ini. Kemudian ia memikat semua refrensi
dari Alkitab dan buah-buah pikiran yang didapatkan kedalam sebuah format yang
tersusun dengan rapi. Kemudian mengembangkan temanya dengan sepenuh dan setepat
mungkin. Tujuannya adalah menceritakan kepada pendengarnya segala sesuatu yang
harus ketahui mengenai pokok bahasan yang penting. Tentu saja, tidak mungkin
dapat melakukannya dalam satu kali khotbah akan menyiapkan satu sering khotbah
atau pengajaran mengenai pokok bahasan yang sama. Hal ini akan memberikan lebih
lengkap terhadap topic tersebut.
Contoh khotbah
topical
Pendahuluan
Ada banyak orang saat ini jauh dari
Tuhan karena ketika mereka ditimpa suatu masalah yang sangat sulit, bahkan
ujian yang datang sili berganti, lalu mereka berdoa kepada Tuhan supaya tidak
terjadi masalah yang terjadi dalam kehidupan mereka, tapi pada kenyataannya
masalah itu selalu ada dalam hidup mereka sehingga meninggalkan Tuhan dalam
hidup mereka karena menganggap bahwa Tuhan tidak menjawab doa-doa kita.
Topik : 1 Tesalonika 5:17
Tema : “Alasan-alasan doa tidak di
jawab”
1.
Apa arti doa?
Doa
adalah suatu hubungan atau komunikasi antara manusia dengan Tuhan, dan juga
nafas hidup bagi orang percaya.
2.
Mengapa doa tidak dijawab oleh
Tuhan?
·
Karena salah meminta (Yak 4:3)
·
Karena dosa dalam hati (Maz
66:18)
·
Karena meragukan firman Tuhan (Yak
1:6-7)
·
Karena berdoa bertele-tele (Mat
6:7)
3.
Bagaimana cara berdoa yang
berkenan kepada Tuhan?
·
Berdoa dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu Yunus 2:1 Kis 16:25; Kis 16:13.
·
Berdoa dengan iman Yak 5:16.
4.
Penutup
Kita
sebagai umat Tuhan marilah kita berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati kita
dan percaya bahwa apa yang kita doakan atau kita sampaikan kepada Tuhan tentang
pergumulan kita, yakin bahwa Tuhan menjawab doa-doa kita tepat pada waktunya.
Contoh kerangka yang dibuat diatas hanya menguraikan suatu tema alasan-alasan
bagi doa yang tidak di jawab. Kita bisa saja berpikir secara fakta penting
lainnya seperti metode seperti arti doa, pentingnya doa,kuasa doa, cara berdoa,
dan hasil berdoa. Kita juga harus membatasi seluruh kerangka itu pada suatu
tema yang dikhotbahkan. Jangan kita bercerita terlalu panjang pada suatu
kerangka yang jauh dari tema, apalagi membicarakan yang tidak ada hubungannya
dengan tema khotbah. Karena hal tersebut akan membuat khotbah kehilangan
sasaran.
Hal-hal yang diperhatikan
dalam khotbah topic yaitu:
·
Rangkain kerangka itu harus
singkat padat dan jelas. Walaupun rangkaian kerangka tersebut digarap dengan
baik, dengan variasi yang menarik jemaat
biasanya akan kurang perhatian jika satu tema utama di sajikan dalam waktu yang
terlalu lama. Khotbah yang di serap
secara efektif oleh pendengar berdurasi sekitar 45 menit.
·
Rangkain kerangka harus
menunjukan adanya urutan kemajuan yang
bertahap. Apabila khotbah itu di susun secara serapangan maka biasanya
rangkaian kerangka khotbah menjadi tidak efektif dan jemaat tidak bisa memahami
hubungan kerangka satu dengan yang lain. Apabila kerangka itu diatur dengan
baik maka kita dapat membawa khotbah kepada klimaks yang menjadi sasaran
khotbah.
·
Selalu ada bahaya dalam
penyeledikan topic. Jika kita mengambil satu ayat dan memberi tafsiran yang
tidak sesuai dengan konteksnya. Oleh sebab itu si pengkhotbah harus waspada
agar setiap ayat yang dikutipnya untuk menopang suatu kerangka khotbah, harus
dipakai dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penulis kitab. Untuk mengatasi
salah tafsir maka si pengkhotbah harus tahu latar belakang kejadian sebelum mengambil ayat-ayat untuk mendukung
kerangka khotbah.
v
Khotbah Biografi
Biografi adalah kisah seseorang, metode ini mempelajari hidup dari
beberapa tokoh yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang di catat
dalam Alkitab memiliki arti yang penting untuk diajarkan pada kita. Tokoh Alkitab sangat memikat dan
menarik untuk dibaca dan pelajarilah setiap bagian dalam kehidupannya yang
terdapat dalam Alkitab dan buatlah catatan jika ada terlintas dalam pikiran.
Mengambil seorang tokoh dalam Alkitab lalu membahas dan menarik
pelajaran dan teladan darinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkhotbah
biografi yaitu :
·
Pelajari kelahiran dari pribadi
orang tersebut.
·
Pertimbangkan lingkungan dimana
dia dibesarkan.
·
Pusatkan dalam pemebntukkan
Allah dalam kehidupannya.
·
Bagaimana reaksinya terhadap
pembentukkan tersebut.
·
Apa yang dipelajari dalam
pembentukkan tersebut.
·
Jika dia berhasil, apa yang
membuat orang itu berhasil.
·
Apa yang kita pelajari dari
kehidupannya.
v
Khotbah Analitis
Kotbah analitis mengambil suatu tema tertentu dan kita harus
menyelidiki dan menganalisis topic tersebut, contohnya, tema hidup, manajemen
menurut Alkitab.
Tipe khotbah
secara analitis ini berkaitan dengan analisa yang mendetail dan menarik
kebenaran sebanyak-banyaknya mengenai sebuah subyek. Dari kebenaran ini dapat
diajarkan pokok yang mendasar.
v
Khotbah Analogis
Khotbah analogis yaitu berkhotbah dengan cara mengajarkan kebenaran
dari kasus parallel. Contohnya tema, tentang kesatuan, dapat dijelaskan dengan
hubungan Kristus dan jemaat. Tema menjadi saksi Kristus di terangkan dengan
menjadi garam dunia.
Sebagai isi Alkitab di tulis dalam bentuk analogi. Suatu bentuk yang
mengajar kebenaran lewat sebuah kasus. Para penulis sering menggunakan sebuah
subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani. Hal ini mempaparkan dan
membandingkan hal-hal yang berfungsi sama.
v
Khotbah Tipikal/gambaran
Khotbah tipikal adalah khotbah dengan mengambil suatu perumpamaan
tertentu atau membahas sesuatu di dalam Perjanjian Lama yang merupakan gambaran
dalam perjanjian baru. Contoh : kemah suci atau tabernakel.
Hal
–hal yang harus diperhatikan dalam khotbah tipikal adalah :
a.
Mulai dengan tipe-tipe
sederhana dimana maksud dan pengertiannya sangat jelas.
b.
Jangan sekali-kali menafsirkan
setiap perincian yang kecil dari tipe itu.
c.
Usahakan tetap senantiasa
berada dalam garis besar kebenaran yang luas.
d.
Hindari untuk tidak menjadi
dogmatic sehubungan apa yang diajarkan.
e.
Jangan sekali-kali mendasarkan
suatu doktrin dari pengajaran tipe ini.
f.
Tetaplah terbuka dalam koreksi
orang lain yang lebih dewasa rohaninya.
B. TEKHNIK PENYUSUNAN KHOTBAH
Dalam berkhotbah ada beberapa unsur yang harus diketahui dalam
teknik penyusunan yaitu :
1.
Judul
Judul biasanya dipersiapkan terakhir setelah khotbah itu tersusun.
Judul biasanya mengukapkan hal khusus yang akan disajikan dalam khotbah dan
dibuat menarik sebagai reklame untuk berkhotbah. Pemberian judul bisa saja sama
persis dengan tema. Di dalam pembuatan judul ada beberapa judul yang harus
diperhatikan yaitu:
·
Judul harus sehubungan dengan
teks.
·
Judul harus menarik para
pendengar, judul harus memakai kata-kata yang bisa membangkitkan perhatian atau
rahasia ingin tahu. Agar menarik maka
judul harus sesuai dengan situasi dan kebutuhan hidup, contoh judul yang
menarik yaitu “Doa yang mengubah dunia”.
·
Judul harus sesuai dengan
martabat mimbar walaupun ingin kita membuat judul yang menarik, namun kita
harus tetap memberi penghargaan dan penghormatan terhadap Allah. Contoh judul
yang tidak tepat khotbah yaitu “CINTA SEGITIGA”.
·
Pada umumnya judul harus
singkat.
·
Judul boleh diungkapkan dalam
bentuk penegasan pertanyaan, seruan atau sebuah ungkapan yang diikuti sebuah
pernyataan.
2.
Pendahuluan
Pendahuluan adalah proses dimana pengkhotbah berusaha mempersiapkan
pikiran dan mendapatkan perhatian para pendengar terhadap berita yang hendak
dikhotbahkan. Pendahuluan itu penting untuk memperoleh perhatian, minat dan
rasa ingin tahu dari jemaat dari awal khotbah.
Maksud dan tujuan pendahuluan adalah :
a.
Untuk mendapatkan simpati dari
sipendengar. Kepribadian kitalah yang membentuk apa perkataan kita di terima
atau tidak.
b.
Untuk membangkitkan minat
terhadap temanya. Harus dikemas sedemikian rupa dalam bentuk berita yang
menimbulkan rasa tertarik sehingga pendengar menaruh perhatian dengan
sungguh-sungguh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendahuluan.
1.
Dalam mengukapkan pendahuluan
harus singkat.
Kita
harus berbicara singkat dan jangan berlarut-larut, harus meniadakan hal-hal
yang tidak penting seperti permintaan maaf yang tidak perlu, menceritakan persiapan khotbah yang
dadakan karena harus menggantikan orang lain, ucapan selamat yang panjang, memperkenalkan
diri terlalu panjang dll.
2.
Pendahuluan harus menarik
Apabila
kalimat-kalimat pembukaanya terdiri atas hal-hal spele yang membosankan, konyol
atau tidak relevan, kemungkinan dari awal adalah sudah tidak ada yang menaruh
minat terhadap khotbahnya jadi sini kita harus membangkitkan rasa ingin tahu
atau membangkitkan perhatiannya. Misalnya, dengan menceritakan hubungan tema
ini dengan situasi-situasi hidup yang menyentuh kehidupan, kebutuhan,
pemikiran, probleman.
3.
Pendahuluan harus menuntun pada
tujuan/sasaran utama khotbah
Pendahuluan
harus diarahkan langsung pada tujuan khotbah, maka pernyataan-pernyataan
pendahuluan harus terdiri serangkaian ide secara bertahap memuncak kepada
tujuan yang utama yang akan diuraikan.
BAB II
CARA BERKHOTBAH
Berkhotbah yang efektif bergantung pada dua hal yaitu apa yang kita
katakan dan bagaimana kita mengatakannya. Apa yang kita katakan sudahkah kita
bicarakan di bagian pertama (di depan) walaupun begitu semua yang disebutkan
tadi tidak layak disampaikan jika tiadak
menyentuh dan berhubungan dengan kehidupan. Demikian pula jika kita tidak punya
kemahiran dalam menyampaikannya serta menjelaskannya kepada jemaat maka khotbah tidak akan bertahan hidup dalam hati
jemaat.
Dalam bagian cara berkhotbah ini reverensi banyak di ambil dari
literatur cara berbicara di depan umum atau berpidato. Seorang ahli merinci
bahwa komunikasi tidak hanya verbal saja tapi juga non verbal, dan menyampaikan
efektif hanya 7% berpengaruh melalui pesan pembicara lewat kata-kata, 38%
timbul dari suaranya dan 50% dari ekspresi termasuk ekspresi wajah. Oleh karena itu di
samping unsur materi khotbah unsur penting lainnya adalah suara, gerak tubuh,
bahasa, penampilan serta kepribadian.
Ketika kita menyapa jemaat, ada tiga komunikasi berbeda yang
bersamaan kita sampaikan yaitu intonasi suara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah
kita. Ada beberapa hal yang kita soroti yaitu tentang suara yang muncul sebagai
unsur yang paling jelas dan menentukan serta gerak tubuh kita. Hal lain adalah kepribadian
pembritaan firman karena aspek kepribadian pembritaan sangat penting agar
jemaat tidak menolak sebelum mendengar tapi mau mendengarkan kita.
A. SUARA
Suara seorang pembicara menekankan apa yang ingin disampaikannya
dengan beberapa cara yaitu: variasi tanda nada, penekanan, tempo dan jeda, dll.
Berikut ini beberapa prinsip penggunaan suara yang harus disadari oleh
pembicara didepan umum.
1.
Titi nada
Titi nada adalah perpindahan suara dengan tingkat nada yang berbeda
dan nada bervariasi, kadang disebut melodi. Jika seorang bertanya maka titi
nada berubah cepat dari titik nada rendah ke titik nada tinggi, contoh: apakah
saudara percaya ada neraka? Titik nada tinggi berarti sedang mengajukan
pertayaan.
Titi nada yang monoton berdengung membosankan seperti bunyi piano
pada nada yang sama ditekan terus-menerus oleh anak kecil. Kegagalan monoton titik
nada secara efektif merupakan kegagalan berbicara di muka umum. Banyak humor yang harus menggunakan variasi titik nada jika
tidak kanan menjadi lucu.
2.
Penekanan
Variasi kekerasan suara bisa berguna baik untuk penekanan ataupun menarik perhatian. Mengubah
suara menjadi suatu macam bisikan dengan
menempatkan suara ide seperti huruf
miring dalam tulisan yang sama efektifnya dengan suara teriakan yang keras.
Kebanyakan pembicara memakai kekuatan suara dapat mempertinggi penyampaiannya.
3.
Tempo pembicara
Beberapa oramg cenderung untuk berbicara dalam kecepatan yang sama,
hal ini juga dapat membosankan. Saat kita berbicara usahakan kecepatannya tidak
sama. Hendaknya khotbah kita di sampaikan dengan kecepatan yang cukup sehingga
mudah di tangkap maksudnya. Bagaimanapun juga dari waktu kewaktu kita harus
mempercepat atau memperlambat pengucapan untuk memberi variasi dan memberi
penekanan pada khotbah kita.
Cobalah baca II Samuel 18:33b
dengan kecepatan rata sama: “ anakku Absalom, Anakku, Anakku Absalom! Ah, kalau
mati aku mengantikan engkau, Absalom, Anakku, Anakku!” lalu
ucapan kata itu dengan perlahan. Lalu ucapan dengan lima kata pertama secara
cepat dengan perasaan dan kalimat berikutnya dengan tempo lambat. Ternyata
variasi kecepatan berbicara mengkomunikasikan makna dan emosi yang berbeda.
Ketika kita tiba pada pernyatan kunci atau poin pertama maka kita sampaikan
dengan lambat sehingga pada waktu pendengar untuk menangkap pernyataan , dan
kalimat itu menjadi menonjol karena tempo pengucapan khusus.
4.
Jeda
Jeda lebih berhenti berbicara, sebab jeda juga memberi pendengar
suatu kesempatan singkat untuk berpikir, merasakan dan merespon. Dalam tulisan
dapat berfungsi sebagai tanda baca, kata atau frase pertama yang di ucapkan
setelah jeda akan tampil menonjol dari apa yang mendahuluinya. Bahkan untuk
menekankan yang lebih kuat, kita dapat
berhenti sejenak setelah kata itu di ucapkan.
Jeda yang di ucapkan sebelum klimaks cerita akan menambahkan
keterangan. Jeda yang dramastis ini di tampilkan pembicara untuk emosi, yang
mendalam dan jeda ini dapat lebih efektif dari pada kata-kata. Tetapi hati-hati
jeda yang tidak di gerakkan oleh pikiran atau perasaan dapat membinggungkan
pendengar sama dengan tulisan yang di pasang tanda baca yang sembarangan.
Bayak pembicara yang takut dengan diam karena dia tidak punya
control diri yang cukup untuk diam sebentar. Ada ketakutan di kira pendengar dia
lupa apa yang mau ia katakan, sehingga dia berbicara dengan aliran yang tiada
henti. Lebih parah lagi karena ketakutan jeda dia mengambil kata-kata yang
tiada maknanya seperti ee,m, anu, ah, uh, amin, Haleluya, atau mengulang kata
sambung yang tidak tepat penggunaannya. Semuanya di sampaikan untuk menghindari
jeda yang ditakutinya dan dapat menjauhkan perhatian jemaat terhadap ide-ide
yang di sampaikan. Meskipun jeda kita teruskan memandang pendengar dengan sungguh-sungguh
tetapi jangan terlalu panjang karena kebisuan panjang dapat mempengaruhi
perhatian pendengar terhadap jeda itu sendiri.
5.
Artikulasi
Artikulasi adalah seni pengungkapan kata secara jelas. Seorang
pembicara yang baik akan memberikan penekanan dalam pembicaraan dan dapat
memberi arti yang jelas, akan mudah untuk dimengerti sebab pengucapannya sangat
baik.
Setiap pembawa firman harus sampai pada tahap mahir dalam hal ini, sehingga
jemaat dapat dengan mudah mendengarnya. Untuk dapat mendengarkannya tidak perlu
sampai memaksakan diri hingga terasa tegang, seharusnya itu merupakan suatu
kesenangan. Bahkan di dalam percakapan sehari-hari, berlatih berbicara dengan
jelas.
6.
Volume suara
Volume suara merupakan factor penting. Memberi variasi pada volume
suara dapat memberi penekanan pada suatu pokok yang kita ingin tekankan.
Sebagian khotbah hendaknya kita sampaikan dengan volume suara seperti orang
yang sedang bercakap-cakap. Hal ini untuk memastikan bahwa suara kita cukup
keras sehingga untuk memastikan kita cukup keras untuk didengarkan oleh semua
orang, walaupun tidak terlalu keras sehinggan membengkak telinga jemaat.
Bebrapa pelayan Firman merasa penting untuk berkhotbah sangat keras
maksudnya agar jemaat mendengar dengan jelas tetapi kalau tingkatannya sudah
mulai tidak nyaman sebaiknya hal ini dihindari. Bila semua khotbah disampaikan
dengan suara yang keras,akan menyulitkan penekanan bagian yang kita ucapkan.
Jadi perlu kita menurunkan suara kita, untuk memberi penekanan yang
khusus saat kita menurunkan suara kita. Mereka akan berusaha untuk memperhatikan
setiap kata yang akan di ucapkan.
B. GERAK TUBUH
a.
Gerak tubuh sebagai bahasa non
verbal harus sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Bahasa non verbal
memiliki peran yang penting dalam komunnikasi khususnya untuk menyatakan sikap
dan emosi. Ketika kita meminta sesuatu permintaan yang tegas dengan menyatakan
“hal ini penting!”namun jika suara kita keluar datar saja dan tanpa pada
ekspresi dan tubuh kita berdiri lemah maka jemaat tidak akan percaya maupun
tergugah dengan kata itu benar itu penting.
b.
Penyampaian yang efektif harus
juga dengan hasrat
Umumnya
seorang pembicara di depan umum hanya mengucapkan kata-kata tanpa hasrat tanpa memikirkan
bagaimana menuangkan ide-ide dari kepalanya dan keluar dari mulutnya, tetapi
seorang provisional mengucapkan kata-kata dengan hasrat yang kuat sehingga apa
yang mau disampaikan harus menjadi milik pendengarnya, harus mengerti dan
menghayati, hal ini menambah rangsangan kepada pembicara, sehingga komunikasi
menyerupai percakapan yang hidup
c.
Bebaskanlah gerakan tubuh untuk
melakukan apa yang di tuntut oleh pikiran dan emosi.
Jangan
rintangin ekspresi yang bersifat fisik mengingini pikiran yang penuh semangat,
paling kurang kita memberikan tubuh kita begerak seperti dalam percakapan
sehari-hari, lebih baik lagi kalau tubuh bergerak lebih bebas, lebih kuat, dan
lebih mendalam dari pada ekspresi sehari-hari.
d.
Belajar berdiri dengan baik
Di setiap kesemapatan sepantasnya, bediri menghadap jemaat, berdirilah
tegak, tepat diatas dua kaki, hal ini membuat cara kita berdiri dengan baik.
Berdiri dengan tegak menghadap jemaat, Jangan bersandar pada apapun
juga. Bila ada di mimbar, gunakan mimbar itu untuk meletakkan Alkitab dan
catatan, jangan gunakan untuk bersandar. Dengan berdiri tegak akan membantu
bernafas. Juga hal ini akan menimbulkan perasaan tenang dan percaya diri saat
menghadap jemaat.
e.
Belajar bergerak secara wajar
Tubuh
kita juga dapat menyampaikan suatu pesan sama seperti yang di sampaikan malalui
suara kita, ini penting bagaimana sikap kita saat berbicara.
Kunci untuk bergerak yang tepat ialah dengan wajar
bergerak dan membiarkan secara alami. Hindari gerakan tubuh yang tidak penting.
Jika kita hendak menggambarkan sesuatu
secara lisan, dapat juga di sampaikan ide tersebut dengan tangan kita.
f.
Pertahankan kontak mata dengan
jemaat
Mata
juga dapat menyampaikan suatu pesan! Maka kita jangan melihat diatas kepala
pendengar, lihat langsung kearah yang kita tuju.
Biar
pandangan kita menjelajahi seluruh jemaat,maka setiap orang/ jemaat akan juga
merasakan bahwa kita sedang berbicara dengan mereka. Dengan demikian ada
hubungan dengan kontak yang baik dengan jemaat.
g.
Ingat bahwa ekspresi wajah juga
penting
Ekspresi di wajah kita dapat menyampaikan suatu pesan. Hindarilah
ekspresi wajah yang ”keras” atau seram bila tidak sedang menyampaikan poin
tertentu.tetapi biarkan ekspresi wajah kita wajar serta sesuai dengan tema dan
topic yang sedang disampaikan. Bergembiralah dan percaya diri, bila topic yang
disampaikan bukan masalah yang sedih atau yang serius.
h.
Perbendaharaan kata
Perbandaharaan kata seorang pembawa Firman merupakan rangkaian
beberapa kata yang ia ketahui dan yang
bisa digunakan. kata-kata adalah peralatan seorang pembawa Firman yang
digunakan untuk bekerja memenuhi panggilannya. Makin banyak kata-kata yang kita
ketahui dan mengerti, kita dapat makin fasih berkata-kata untuk menemukan
perasaan kita. Kata-kata bagi pembawa Firman sama halnya kuas dan cat bagi
seorang seniman. Seseorang menggambarkan suatu keadaan , jemaatnya melihat apa
yang dia gambarkan. Kata-kata yang sangat penting lagi seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif. Seorang pembawa firman tanpa berkata-katabagaikan
seorang pedagang tanpa barang dagangan.
Sebagai seorang pengkhotbah, kita
harus menarik dalam kata-kata. Usahakan bayak membaca, sebab dengan membaca
bacaan yang baik dapat memperbanyak perbendaharaan
kata-kata yang tidak kita mengerti. Selidiki dan carilah apa artinya, dan
pertambahan kata baru itu pada perbendaharaan kata kita. Mulai gunakan kata
tersebut dalam konteks dan gunakan dengan benar. Kembangkan perbendaharaan kata
kita, akan fasih bila kita melakukannya. Orang akan lebih tertarik mendengarkan
kita, bila kita dapat membicarakan topic yang kita bawakan dengan baik.
C. KEPRIBADIAN
Pedoman umum dari
sikap kepribadian ini kita akan ringkaskan:
·
Jadilah diri sendiri
Bersikaplah tenang, apa adanya dan tidak di buat-buat. Salah satu
bantuan terpenting dalam berkhotbah adalah bersikap tenang. Ketegangan menyebabkan
kegugupan . Saat tegang, pikiran tidak berfungsi dengan baik, perkataan tidak
mengalir lancar. Kegugupan akan mempengaruhi jemaat, dan mereka juga akan
merasa tegang.
Cara yang terbaik untuk dapat tenang adalah kaitan khotbah kita
dengan Tuhan, perbuatlah yang terbaik semampu kita dan serahkanlah hasilnya
kepada Tuhan. Jangan sekali-kali menampilkan kepribadian lain yang bukan kita.
Salah satunya menyenangkan diri sendiri. Bila kita mencoba meniru seperti
pengkhotbah lain, maka pesan tersebut akan dapat ditangkap wajar/ asli dari
kepribadian kita.
·
Usahakan tidak meniru-niru
orang lain
Tuhan memilih kita sebab Dia ingin memakai kita. Kita memiliki
beberapa keistimewaan tersendiri yang hanya kita memilikinya, dan Tuhan
memiliki rencana atasnya.
Mencoba untuk meniru-niru
pengkhotbah terkenal adalah suatu kesalahan. Tidak peduli tanpa efektifnya
khotbah tersebut, bila kita mencoba meniru, hal itu tidak akan menjadi efektif
karena belum tentu pas, sama halnya seperti Daud yang mencoba memakai jubah
perang Saul, sebab tidak pas untuknya, maka jubah tersebut hanya merupakan
halangan dari sebuah pertolongan (I Samuel 17:38,39).
Bila kita berusaha meniru atau mencontoh seseorang, pendengar akan
cepat mengetahuinya. Mereka akan menyadari bahwa khotbah itu tidak murni dan
bersungguh-sungguh, dan hanya dapat berkomunikasi secara dangkal saja.
Kita tidak akan
benar-benar merasa tenang dan tentram, bila kita tidak menjadi diri sendiri,
pelayanan kita akan kaku dan seperti dibuat-buat karena itu jadilah diri kita
sendiri, dan jadilah yang terbaik semampu kita.
·
Jujur pada diri sendiri
Ketulusan hati dan kejujuran sangatlah penting bagi seorang
pengkhotbah. Kita adalah saluran bagi Allah, seorang juru bicara dimana melalui
kita, Allah berbicara pada umat manusia. Karena itu Ia menghendaki sebuah
bejana yang jujur, bebas dari komunifikasi dan tipu muslihat.
·
Jadilah bejana yang bersih
Ada kemungkinan bahwa pendengar kita memiliki kerohanian yang lebih
tinggi dari kita. Jika kehidupan kita berpolusi maka kita akan menjadi polusi
bagi pendengar kita. Jika ada kepahitan dalam diri kita, maka kepahitan itu
akan tertulah pada pendengar kita. Jika kita membiarkan diri kita di kuasai
sikap negative, jemaat kita juga akan bersikap negative terhadap kita. Kita
memiliki tanggung jawab yang mutlak untuk menjadi seorang yang Tuhan ciptakan.
·
Bersikap tulus
Ketulusan berarti bebas dari kepura-puraan dan ketidak jujuran. Hal
ini akan berarti bahwa penampilan kita sama dengan pribadi kita, bersikaplah
apa adanya , jujur dan tulus.
Banyak pengkhotbah
menanamkan kesan yang lain mengenai kepribadian mereka terhadap publik.
Hindarilah kemunafikan, Tuhan jelas tidak menyukai hal-hal yang palsu seperti
itu bahkan orang-orang akan terbentuk kepribadian cepat sekali menyadari
kepalsuan itu.
·
Milikilah rencana dan sasaran
yang jelas
Suatu kepribadian akan terbentuk dengan benar dan berkembang apabila
pribadi itu memiliki sasaran yang nyata dalam hidupnya jika hidup kita
benar-benar mededikasikan untuk menjadi pemberitaan Firman Tuhan, maka
kepribadian kita akan berkembang sampai mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya
akan terbentuk kepribadian yang baik yang cocok untuk mengkomunikasikan
kebenaran. Dedikasi semacam ini mempercepat perkembangan kepribadian kita
kedalam bentuk yang paling sesuai untuk menjadi juru bicara Allah.
·
Bersikap sepenuh hati
Tidak ada hal baik yang dicapai oleh orang yang setengah-setengah
dalam mengerjakan segala sesuatu yang berharga dapat tercapai tanpa membayar
mahal. Serahkan diri kita sepenuh hati kepada tugas membawakan Firman Tuhan
yang luar biasa.
Biarlah tujuan itu
menjadi puncak pikiran kita. Pelajarilah segala sesuatunya sebisa kita dalam
mengupas suatu pokok khotbah. Biarlah pokok subjek itu menyerap perhatian dan
motivasi kita. Buatlah hal tersebut menjadi hal penting dalam hidup kita,
tetapkanlah untuk segala sesuatu yang menerima panggilan tertinggi yang sudah
dipercayakan kepada kita.
D. PENAMPILAN
1.
Luwes
Bersikaplah santai dan jadilah diiri kita sendiri. Allah ingin
menggunakan kepribadian kita sebagai saluran untuk mengkomunikasikan
Firman-Nya. Karena itulah alasan mengapa Ia memilih dan memanggil kita.
Bagaimana pun keadaan kita jangan merasa rendah diri, terimalah diri kita apa
adanya sebab Allah telah menerima kita. Tidak ada seorang pun yang dapat
menjadi kita sebaik yang kita lakukan.
2.
Keadilan
Biar pesan dan keadilan yang kita bawakan merupakan hasil keunikan
dari pribadi kita sendiri. Tuhan menciptakan kita beda satu sama lainnya. Dia
menikmati perbedaan dan variasi kepribadian di antara kita umat manusia.
Gunakan kepribadian yang unik yang Tuhan berikan kepada kita dan biarkanlah Ia
mengekspresikan pikiran-Nya melalui hidup kita dengan jalan yang khusus dan
unik seperti yang Ia inginkan.
3.
Kesedehanaan
Ada suatu yang
sangat menarik dan menyenangkan mengenai ke sederhanaan. Jangan berusaha untuk
bersikap rumit dan mendalam. Kita tidak perlu mencari perhatian mereka demi
pujian manusia. kita ada disana karena melayani mereka bukan untuk dipuji dan
diperhatikan mereka.
4.
Sikap yang menarik
Kita yakin bahwa pribadi yang paling berpengaruh dan menarik yang
pernah di jumpai di dunia adalah Yesus Kristus!yang dimaksud bukan penampilan
yang jasmaniah, daya tarik Kristus tidak berasal dari penampilan yang
jasmani-Nya, tetapi sifat dan kepribadian-Nya yang sangat menawan (Yes 53:2) masyarakat jelata pada zaman Yesus
menyambut Dia dengan antusias. Mereka mengikuti Yesus, bagaikan baja yang
melekat pada sebuah magnet. Pada-Nya ada kemurahan dan pengampunan yang indah
yang merupakan daya tarik bagi-Nya dan sangat menawan hati orang banyak. Itulah
sebabnya banyak orang yang mengikuti Dia kemanapun Yesus pergi. Roh dapat
memberikan daya tarik yang sama di dalam diri kita.
5.
Spontanitas
Jangan bertindak tidak wajar. Bertindaklah dengan bebas dan tanpa ada
rintangan, lakukan segala sesuatu secara wajar. Spontanitas berarti segala sesuatu
yang terjadi secara mudah tanpa tekanan atau paksaan. Jangan mempertahankan
gaya religius yang memberatkan dan tidak wajar. Biarkan gaya komunikatif kita
mengalir dengan bebas dan alami. Jangan biarkan diri kita di ikat dan di
batasi.
6.
Adaptasi
Pengkhotbah yang baik harus belajar untuk fleksibel dan beradaptasi
dengan keadaan yang berbeda-beda. Gaya khotbah kita di setiap pertemuan akan
berbeda dari yang lainnya. Kita dapat membedakan dalam setiap situasi apa yang
ingin Roh Kudus kerjakan.
Tuhan memiliki tujuan khusus yang ingin di capai dalam setiap
perkumpulan orang-orang percaya. Sang pengkhotbah adalah kunci terpenting bagi
pemenuhan tujuan tersebut. Usahakan tidak terlalu kaku dan ortodoks dalam
pendekatan mental kita pada suatu kesempatan berkhotbah. Usahakan pikiran kita
fleksibel dan terbuka. Belajarlah untuk selalu menantikan Allah dalam roh kita.
Bukalah roh kita untuk suara-Nya sekecil apa pun.
Roh Kudus menciptakan banyak macam
suasana hati di dalam pertemuan-pertemuan. Kadang-kadang mereka bergembira dan
bersemangat di lain waktu mereka akan tenang dan hikmat. Kemampuan untuk
mengenali ke inginan Roh Kudus, dapat memampukan kita untuk mencapai hasil yang
di inginkan oleh Allah.
Kunci keberhasilan dalam pelayanan
Kristen adalah “melihat cara Tuhan bekerja, dan bekerjalah bersama Dia”. Dan
yang pada akhirnya membuat segala sesuatunya bermanfaat. Bila kita tidak
memiliki kepekaan rohani mengenai tujuan Allah terhadap kita, kita akan di
kalahkan oleh keputus asaan dan gagal tujuan ilahi yang telah Tuhan tentukan
bagi kita.
7.
Berpakaian yang pantas
Penampilan kita
sebaiknya tidak mengurangi kita berbicara pada jemaat, idealnya kita berpakaian
dengan pantas dan sederhana. Juga gaya dan sikap kita jangan seakan-akan
menyerang orang.
Jangan menyebabkan jemaat menjadi
tidak senang dengan cara kita berpakaian. Karena tujuan kita memenangkan dan
mempengaruhi pendengar, bukan membuat mereka dengan tidak senang.
Jangan berpakaian yang tidak pantas,
sehingga menarik perhatian jemaat. Jika mungkin, usahakan berpakaian yang
rapi,pantas dan sederhana. Dan perlu di ingat hendaknya cara berpakaian kita
tidak berlawanan dengan kebiasaan yang ada di jemaat. Kita dapat berpakaian
sedikit lebih rapi dari jemaat, misalnya jika jemaat memakai kemeja kita bisa
diatasnya dengan menambahkan dasi dan seterusnya.
E. LATIHAN TERAKHIR
Pemberitaan Firman permulaan harus melatih ulang khotbahnya sebelum
menyampaikan khotbahnya. Latihan dapat mengukur struktur pesan sebab pemikiran yang kelihatan jelas di tulis
mungkin terasa ganjil saat materi itu di ucapkan di samping itu juga dapat
memantapkan gaya saat di tampilkan.
Ketika berlatih bisa menemukan satu frasa saat berkhotbah.
Pengkhotbah harus mendapat suatu perkembangan pemikiran yang jelas dan
mengekspresikan dalam bahasa yang mampu mengomunikasikan apa yang ingin di
katakan. Jadi, latihan bukan untuk membuat kita permanen tetapi latihan membuat
kita menjadi efektif.
Di samping itu latihan akhir juga memperbaiki penyampaian. Seorang
actor yang professional juga tidak mungkin muncul di hadapan audiensnya tanpa
berlatih terlebih dahulu untuk menyakinkan semua dapat dilakukannya dengan
lancar. Pengkhotbah akan merasakan
manfaat dari latihan ulang yang di lakukan dengan suara penuh yang di
lakukan dengan berdiri di depan kaca dan
merekam suara. Bagi para pengkhotbah duduk dan memikirkan jalannya khotbah
dengan membayangkan saat mereka berkhotbah di depan jemaat. Tetapi lebih baik
kita mulai dari dasar sehingga di kemudian hari kita dapat melakukannya lebih
mudah.
F. UMPAN BALIK
Para pengkhotbah efektif mencari umpan balik dengan cara
mendengarkan rekaman suara dan sebaiknya rekaman video khotbahnya dan di
lakukan setelah beberapa hari di khotbahkan. Ada juga pengkhotbah mengundang
sekelompok pendengar pilihan meluangkan
waktu bertemu dengan seorang yang di tunjukan meminta reaksi mereka terhadap
khotbah yang di dengarkannya. Dengan mengajukan pertanyaan.
·
Menurut saudara apa yang di
sampaikan pengkhotbah tadi?
·
Apakah saudara mengerti apa
inti yang di sampaikan tadi?
·
Apakah ilustrasi berguna?
·
Dengan teks yang di smpaikan
tadi?
·
Seandainya ada satu atau dua
hal yang ingin di samapikan kepada pengkhotbah untuk di perbaiki nantinya
apakah itu?
·
Izinkanlah mereka berbicara
bebas dan rekam suara mereka sehingga pengkhotbah dapat umpan balik untuk
perbaikan di kemudian hari.
Dan pada akhirnya hanya Tuhan yang mampu menyempurnakan
apa yang kita cari dalam mencapai sesuatu melalui khotbah kita. biar dalam
mencapai sesuatu melalui khotbah kita. Biarkan keyakinan kita di letakkan di
dalam Dia. Ketahuilah bahwa satu-satunya perkembangan yang bermanfaat di saat
menyampaikan firman Allah adalah karya Tuhan sendiri yang di sempurnakan.
Terima kasih sangat membantu
BalasHapusTuhan memberkati kita semua.Ianya Sangat memberi panduan untuk mempersiapkan satu khotbah yang berkesan.
BalasHapusTerima kasih bisa membantu dalam membuat rancangan kotbah
BalasHapus