Sabtu, 21 Maret 2015

Materi khotbah (homiletika)

MATERI PELATIHAN KHOTBAH
(HOMILITIKA)
PENDAHULUAN

Memberitakan firman Tuhan adalah salah satu kesempatan yang terbesar dan mulia yang dipercayakan kepada manusia termasuk kita yang sudah mengaku menerima jabatan presbiter, tentu sudah menjadi tanggung jawab kita memberitakan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan sebaik mungkin yang kita lakukan.
Kalau kita baca buku tentang berkhotbah ini disebut “HOMILITIK”. Homilitik berhubungan dengan semua studi tentang hal-hal yang berhubungan dengan seni berkhotbah. Tetapi terkadang bagi jemaat yang mendengarkan khotbah sering sekali mendengar khotbah yang kering walaupun mungkin sudah disiapkan dan di gumuli berjam-jam oleh pengkhotbah sering sekali melupakan bagaimana seni untuk menyampaikan khotbah agar dapat diterima oleh jemaat dan diingat jemaat juga dapat dibawa pulang dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau kita mengamati suatu khotbah berhasilnya bergantung pada dua factor utama yaitu:
·         Bagaimana pengkhotbah menyiapkan dan menyusun materi khotbahnya.
·         Bagaimana pengkhotbah menyampaikan khotbahnya.
Oleh karena itu khotbah yang mengesankan persiapannya harus meliputi: menyediakan ide-ide khotbah, struktur tata bahasa, suara dan  gerakan tubuh. Untuk itu bagi presbiter yang tidak berlatar belakang pendidikan teologi harus aktif belajar sendidri dan alangkah baiknya berlatih untuk berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan menyiapkan khotbah dan bagaimana menyiapkannya, untuk itu perlu dibimbing dan di evaluasi seorang mentor dalam pelatihan khotbah.
Untuk pelatihan akan diberikan suatu materi yang lebih spesifik berupa penjelasan yang lebih lengkap mengenai salah satu model penyusunan khotbah dan dalam pelatihan pertama ini akan diberikan ringkasan bahan khotbah.


BAB I
MENYIAPKAN KHOTBAH

A.    Devenisi Khotbah

Khotbah bukanlah suatu karangan sastra yang dapat di baca berulang-ulang, melainkan suatu berita untuk dikomunikasikan kepada pendengar dan mempunyai dampak langsung kepada pendengar. Untuk memperoleh dampak yang baik, maka khotbah harus dapat diterima dengan jelas oleh pendengar.
Homilitik adalah ilmu yang mempelajari tentang khotbah, homilitik berasal dari kata Yunanai, Homilia (Gerika) yang berarti Allah berbicara kepada manusia.
Jadi homilitik adalah ilmu yang mempelajari tentang Allah berbicara kepada manusia.
            Ada dua pandangan yang keliru tentang ilmu homilitik yaitu:
1.      Homilitik tidak penting, sebab Allah memimpin dan mewahyukan apa yang perlu disampaikan.
2.      Berkhotbah tidak perlu persiapan.

B.     Bagaimana Berkhotbah Yang Efektif
Memberitakan firman Tuhan adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran ilahi melalui kepribadian manusia, sehingga seorang pemberitaan firman Tuhan pada intinya adalah seorang komunikator. Pengkhotbah menerima kebenaran dan menerima karunia pengetahuan dari Allah, Pengkhotbah mengkomunikasikannya secara efektif kepada pendengarnya dan Allah menyiapkan pendengar menikmati firmannya.
Khotbah yang efektif dari seorang pemberitaan firman Tuhan harus memahami beberapa hal yang penting sebagai berikut:
1.      Melibatkan Allah
Percayalah bahwa firman Tuhan yang kita taburkan berasal dari Allah sehingga seorang pemberitaan firman harus melibatkan Allah.
2.      Pelajari Alkitab
Sebelum membuka dan mempelajari ALKITAB berdoalah dengan sungguh-sungguh untuk mencari bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk dari Tuhan di dalam firmanNya. Buka Alkitab dan bacalah seolah-olah dihadapan hadiratNya mulailah baca dari ayat yang sebelumnya secara lengkap karena hal ini membantu  kita untuk membaca Alkitab secara menyeluruh dan konsisten, jangan hanya membaca dengan mengambil disana-sini serta mengabaikan maksud keseluruhan Alkitab. Dengan cara ini kita tidak terjebak dalam pengertian Alkitab yang keliru.
3.      Sediakan sebuah catatan
Sangatlah penting untuk membuat catatan untuk menuangkan pemikiran-pemikiran dan ide-ide pada saat kita belajar dan bersaat teduh, karena kita sangat mungkin dapat dengan mudah cepat lupa kebenaran-kebenaran yang sangat indah. Berlatihlah menulis setiap kali dapat pemikiran-pemikiran penting.
4.      Persiapkan hatimu untuk memberitakan firman
Berusahalah untuk menghindari sikap hanya mencari, apa yang Tuhan katakan untuk saya khotbahkan, jangan hanya ingin mencari perlu rohani untuk mempaparkan kepada orang lain.
C.    Kesalahan pengkhotbah yang sering terjadi

v  Anggapan bahwa : tidak perlu persiapan yang serius
Ide yang salah jika menganggap bahwa persiapan itu tidak perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius maka hal itu bisa terjadi ketika pemberitaan firman mempunyai pemikiran bahwa berkhotbah tidak perlu banyak persiapan yang penting iman yang teguh. Lalu berdiri begitu saja di depan jemaat  dan berpandangan bahwa iman sesungguhnya tidak memberikan persiapan pikiran, dan dia percaya bahwa Tuhan akan memimpin dan mengilhamkan kata-kata yang di khotbahkan.
            Ayat kitab suci favorit bagi orang yang semacam ini adalah Mazmur 8:11 “bukalah mulutmu lebar-lebar maka Aku akan membuatnya penuh”. Konteks Mazmur secara keseluruhan menunjukkan bahwa ayat ini tidak ada hubungannya dengan pemebritaan firman sama sekali. Kecenderungan untuk mengabaikan pemberitaan firman Tuhan yang serius dapat kitakan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan bersikap kurang matang. Pemeberitaan firman Tuhan semacam ini biasanya suka berbicara omong kosong atau tidak berbobot. Memang sudah banyak pengalaman untuk berkhotbah tetapi kita tetap harus mempersiapkan khotbah dengan serius suapaya apa yang kita sampaikan kepada jemaat mengerti.
v  Anggapan bahwa : saya bisa dan biasa berkhotbah
Kesalahan yang kedua ini juga hampir sama yang pertama adalah kepercayaan yang sepenuhnya ditekankan pada kemampuan pada diri sendiri. Disini pada ketergantungan Roh Kudus dia abaikan atau kadang diabaikan sama sekali. Hal ini mungkin terjadi karena ada rasa percaya diri yang berlebihan  karena dari latar belakang pendidikan yang dimiliki baik karena sering berkhotbah berapa kali dalam satu minggu, sehinggga menaruh kemampuan pada diri sendiri. Pengalaman semacam itu memang bisa menghasilkan cara bicara yang lancar dengan menambahkan kata sambung atau kata yang berulang tidak pada tempatnya dan sehingga seolah-olah meyakinkan tetapi khotbahnya kering dan tandus tidak membangun jemaat sama sekali, dan bisa dijadikan bahan olok-olokkan jemaat sendiri.

D.    Kerangka Khotbah
Ada tiga bagian kerangka khotbah yaitu:
a.       Konsep
Konsep yaitu bagaimana cara mendapatkan tema inti untuk bahan khotbah, yang merupakan seni untuk mengetahui bagaimana menerima berita dari Tuhan. Ini berhubungan bagaimana ide dan tema yang utama untuk sebuah khotbah.
b.      Komposisi
Dalam menerima ide gagasan atas suatu kebenaran, kita harus memulai melakukan analisa untuk menemukan kebenaran tersebut. Disitulah catatan kita berperan penting! Selagi kita merenungkan. Tuliskan setiap pikiran yang muncul dalam catatan kita.
c.       Konstruksi
Setelah kita menganalisa bahan subyek (pokok pembahasan) dan mendaftar setiap aspek kebenaran yang dapat kita temukan, setelah itu kita dapat mensortirnya, dan mulai menyusun pikiran-pikiran itu di dalam suatu urutan yang benar, jika yang kurang relevan dapat kita buang, kalau ada yang kurang tajam dapat dipertajam dan yang kurang tegas dapat lebih dipertegas lagi. Menyusun bahan tersebut ke dalam suatu urutan yang tepat akan sangat membantu kita pada jemaat. Dengan membagikan buah pikiran yang dikembangkan secara berurutan, orang lain dapat tertolong mengerti dan mengerti jalannya pembicaraan anda.
Tujuan penyusunan khotbah adalah membuatnya sejelas dan sederhana mungkin hinggga mudah dipahami oleh jemaat pendengar.

A.    JENIS-JENIS KHOTBAH
Ada 7 jenis-jenis khotbah yaitu :
v  Ekspositori
v  Tekstual
v  Topikal
v  Biografi
v  Analitis
v  Analogis
v  Tipikal
v  Khotbah ekspositori
Khotbah ekspositori adalah suatu khotbah dimana suatu bagian Alkitab yang pendek atau panjang di artikan dalam hubungan satu tema. Bagian yang terbesar materi diambil langsung dari nats Alkitab tersebut dan kerangkanya terdiri dari serangkaian ide yang diuraikan secara bertahap dan berpangkal pada suatu ide yang utama.
Sedangkan khotbah tekstual hanya mengambil dari satu ayat atau dua ayat, sedangkan khotbah ekspositori,teksnya mungkin pendek atau panjang, mungkin mencakup pasal dan bagian demi bagian menunjukkan jalan pikiran dan pengkhotbah harus mengupas dan menjelaskan satu bagian dari Alkitab dengan jelas. Khotbah ekspositori adalah jenis khotbah yang paling baik dan jelas sehingga membuat jemaat lebih paham akan ajaran Alkitab. Ada dua jenis khotbah yang bukan khotbah ekspositori tetapi sering dianggap khotbah ekspositori yaitu :
a.       Uraian Alkitab
Suatu uraian yang terus-menerus tentang suatu bagian Alkitab, panjang atau pendek, yang diterangkan ayat demi ayat. Biasanya uraian tersebut terdiri dari serangkaian keterangan-keterangan teks yang tidak berhubungan atau tidak diungkapkan dalam kesatuan struktur.
b.      Ceramah Exegetik
Uraian panjang lebar sebuah arti teks, atau tanpa suasana logis atau penerapan praktis. Sangat penting pengkhotbah mampu menelaah secara dalam tentang firman Tuhan, namun dalam berkhotbah ekspositori bukanlah menerangkan proses studinya sehingga khotbahnya salah dalam penafsiran padahal penafsiran bukanlah tujuan utama sebuah khotbah ekspositori. Penafsiran adalah hanya alat untuk menemukan kebenaran yang ada pada teks. Jadi pengkhotbah seharusnya hanya memuaskan seluk beluk yang berhubungan dengan topic. Materi lain dalam teks walaupun begitu menarik harus disisikan dengan tegas. Pengkhotbah harus konsisten dengan teks/topic yang sedang dijelaskan secara ekspositori sehinggga dapat dengan mudah memotivasi mereka dan  mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip dasar dalam persiapan kerangka ekspositori
v  Setiap bagian Alkitab yang akan diselediki harus dipelajari dengan seksama supaya artinya di mengerti dan pokoknya di ketahui.
v  Kata atau ungkapan yang penuh arti dalam teks bisa menjadi petunjuk untuk kerangka khotbah.
v  Priksalah latar belakang sejarah dan kebudayaan dari teks tersebut.
v  Perhatikan konteksnya agar tidak salah dalam penafsiran.
v  Seluk-beluk teks harus digarap dengan semestinya.
v  Kebenaran yang terdapat dalam teks harus dihubungkan dengan masa sekarang.
Kesalahan umum dalam khotbah Ekspositori
·         Terlalu asyik penelitian sehingga terdapat segunung seluk beluk, akibatnya tidak dapat melihat berita utama yang muncul dalam teks. Akhirnya khotbahnnya penuh dengan seluk beluk sehingga sulit bagi pendengar untuk mengikutinya.
·         Menyeplekan penafsiran sehingga tidak dapat menjelaskan secara jelas, hanya mengutamakan penerapan-penerapannya.
·         Kurang menguasai diri, menceritakan segala sesuatu yang dianggapnya menarik atau menceritakan sesuatu yang masih hangat di dalam hatinya sehingga menyimpan dari teks/tema yang harus diuraikan dan mengembara beberapa saat belum kembali pada teks. Alkitab jemaat tidak dapat menangkap dari sasaran khotbahnya, bahkan membuat jemaat merasa pusing dengan apa yang dikhotbahkannya, bagi si pengkhotbah akan menghabiskan waktu untuk mencapai sasaran khotbahnya. Hal ini sering dijadikan alasan bahwab Roh Kudus sedang membawanya atau mengingatkannya untuk menceritakan hal-hal ini walaupun tidak tertuju pada teks/tema, tetapi hal ini sering terjadi diakibatkan si pengkhotbah tidak menguasai cara berkhotbah atau sipengkhotbah kurang persiapan yang matang atau si pengkhotbah tidak konsisiten pada tema.
·         Salah penafsir teks, hal ini sangat fatal bagi jemaat karena akan membawa perpecahan atau penyesatan.

Contoh-contoh khotbah ekspositori
Sebagi contoh pertama kita menggunakan Teks terambil dari Efesus 6:10-18. Agar pengkhotbah bisa mengikuti cara yang dipakai untuk menyusun kerangkanya, maka harus membaca dahulu bagaian teks itu beberapa kali dan mempelajarinya dengan saksama sebelum menyelidiki kerangka berikut ini.
            Satu penyelidikan tentang Efesus 6:10-18 akan membawa kita pada kesimpulan bahwa Paulus sedang  berbicara tentang perang rohani orang percaya dan hendak memperkenalkan dia dengan berbagai hal yang berhubungan  dengan konflik itu sehingga orang percaya akan menjadi pejuang yang berhasil.
            Bila kita memperhatikan ayat-ayat ini dengan saksama kita akan melihat bahwa dari ayat 10 sampai 13 Rasul Paulus mendorong orang percaya agar lebih berani dan tabah dalam menghadapi musuh-musuh rohani yang lebih banyak. Dengan kata lain, dalam ayat-ayat ini Paulus sedang berbicara tentang semangat juang orang Kristen. Ayat 14-17 menyangkut bermacam-macam perlengkapan yang telah disediakan Tuhan untuk orang percaya dalam menghadapi musuh-musuh yang luar biasa.
            Jadi, kita berkesimpulan bahwa bagian ini dapat di gambarkan sebagai perlengkapan orang Kristen. Tetapi sebelum Rasul Paulus mengakhiri diskusinya mengenai hal-hal yang termasuk dalam perlengkapan rohani ini, ia menambahkan ayat ke 18. Di sini Paulus mengatakan kepada orang percaya yang telah mengenakan perlengkapan senjata Allah, bahwa ia harus juga berdoa dengan tekun di dalam Roh dan senantiasa menaikan doa syafaat untuk orang-orang suci.
            Maka jelaslah, hal terakhir yang Paulus bicarakan berkenan dengan konflik rohani ini ialah kehidupan orang Kristen. Maka sekarang kita siap membuat kerangka yang mencantumkan tiga hal yang dibicarakan Rasul Paulus bertalian dengan perang rohani bagi orang percaya yaitu:

Topik               : Efesus 6:10-18
Tema               : “Orang percaya menghadapi peperangan rohani”
I.                   Semangat juang orang Kristen, ayat 10-13
a.       Harus kuat di dalam Tuhan 10
b.      Harus tabah 11-14a
II.                Perlengkapan orang Kristen, ayat 14-17
a.       Harus pergunakan perisai iman 14-16
b.      Harus pergunakan firman Allah 17
III.             Kehidupan doa orang Kristen ayat 18
a.       Harus dengan tekun 18a
b.      Harus berdoa syafaat 18b.
Contoh
Pendahuluan               : Menjelaskan pentingnya damai sejahtera bagi manusia
Teks/topic                    : Lukas 8:41-48 (Tentang perumpamaan yang menderita sakit 12 tahun    lamanya)
Ttema                          : Pergilah Dengan Damai Sejahtera
v  Perempuan ini tidak memiliki damai sejahtera
·    Dia terus menerus menderita sakit selama 12 tahun
·    Dia sudah menghabiskan uangnya untuk berobat, sekarang ia tidak mempunyai apa-apa lagi.
·    Dia sangat kecewa dan tidak mempunyai semangat tinggi.
·    Dia putus asa karena tidak seorangpun dapat menolongnya.
v  Bagaimana dia datang kepada Yesus
·         Dia mendengar apa yang di lakukan Yesus pada orang lain.
·         Dia bertekat, bahwa ia memohon kepada-Nya.
·         Dia menetapkan imannya “asalkan kujamah saja jubahn-Nya dengan iman.
·         Kehidupan Yesus mengalir dalam hidupnya dan ia sembuh.
v  Keselamatannya
·         Kristus menghendaki pengakuan imannya
·         Yesus menyebutnya “anak-Ku”, dia diterima dalam keluarga Allah.
·         Perempuan ini menerima kesembuhan dan pergi dengan damai sejahtera.
v  Penutup
Perempuan itu pergi sebagai seorang yang sudah diperbaharui, dan anda dapat di perbaharui juga jika anda datang kepada Yesus Kristus dalam iman.

v  Kotbah Tekstual
            Berbicara menegenai khotbah tekstual berarti kita berurusan dengan suatu macam khotbah yang berbeda dengan khotbah topic. Dalam khotbah topic kita mulai dengan tema, tetapi dalam khotbah tekstual kita mulai dengan teks. Perhatikan baik-baik defenisi khotbah tekstual :
       Khotbah tekstual adalah suatu khotbah yang bagian-bagian utamanya  diperoleh dari satu teks yang terdiri atas satu bagian Alkitab yang pendek. Setiap bagian ini dipakai sebagai suatu garis saran dan teks memberikan tema khotbah itu.
Sewaktu kita mempelajari defenisi ini, maka jelaslah bahwa dalam khotbah tekstual garis-garis utama pengembangannya di ambil dari teks itu sendiri. Dengan cara ini kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut.
       Teks bisa saja terdiri hanya satu baris dari satu ayat, atau bisa seluruh ayat atau bahkan dua atau tiga ayat. Para pengarang buku homiletika tidak menetapkan dengan pasti panjangnya nas yang dapat dugunakan untuk khotbah tekstual. Akan tetapi, untuk tujuan kita, teks untuk kerangka tekstual akan kita batasi maksimum tiga ayat.
            Khotbah tekstual mempunyai garis-garis utama mengembangkannya diambil dari teks itu sendiri, sehingga kerangka utama tetap berada dalam batas-batas teks tersebut, teks yang diambil bisa satu ayat atau beberapa ayat.
Persiapan awal untuk khotbah tekstual :
v  Memahami dengan seksama kata-kata dalam teks tersebut.
v  Temukan atau tentukan tema utamanya dalam teks tersebut.
v  Analisa pemberitaannya dan selediki kata-katanya.
v  Temukan kerangka utamanya dari teks tersebut.
v  Pertimbangkan konteksnya seperti konteks Alkitab.
Prinsip-prinsip persiapan khotbah tekstual :
v  Kerangka tekstual harus berpusat pada suatu pikiran utama dalam teks dan bagian-bagian utamanya harus diambil dari teks agar supaya memperluas tema tersebut.
v  Didalam satu teks bisa ditemukan lebih dari satu tema, namun demikian, hanya satu pokok yang harus di kembangkan dalam satu kerangka.
v  Bagian uatamanya harus disusun dalam urutan logika atau kronologis.
v  Konteks dari teks harus di selediki seksama dan dihubungkan dengan teks agar tidak salah penafsiran.
v  Dapat diambil dua atau tiga ayat dari bagian Alkitab yang berlainan dapat disatukan dan digarap menjadi satu teks. Asalkan ayat-ayat tersebut saling menunjang dan mempunyai keterkaitan yang kuat.
Contoh-contoh kerangka khotbah tekstual
            Contoh yang pertama kita ambil dari kitab Ezra 7:10 sebagai teks, bunyinya
Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.”
sering kali sangat menolong untuk membaca terjemahan agar bisa mendapat pengertian yang lebih jelas seperti apa arti “Bertekad” dapat juga diterjemahkan “Menetapkan Hati”.
       Bila kita meneliti dengan seksama  teks itu, maka tampaklah bahwa seluruh ayat itu berpangkal pada ketetapan hati Ezra. Jadi kita dapat membuat kerangka sebagai berikut:
A.    Hatinya ditetapkan untuk mengetahui firman Allah, “Ezra telah bertekad untik meneliti Taurat Tuhan”
B.     Hatinya ditetapkan untuk taat kepada firman Tuhan, “ dan melakukannya”
C.     Hatinya di tetapkan untuk mengajar firman Allah, “serta mengajar ketetapan dan peraturan diantara Israel”.
       Jadi tema yang cocok, yang diambil dari ide-ide yang disarankan teks itu adalah : “Ketetapan Hati Ezra”
Pokok  : “Ketetapan Hati Ezra”
1.      : Hatinya ditetapkan untuk mengetahui firman Tuhan.
·         Ditengah-tengah istana kafir
·         Dengan cara yang teliti
2.      : Hatinya ditetapkan untuk taat kepada firman Allah
·         Memberikan ketaatan yang rela.
·         Memberikan ketaatan yang sempurna.
·         Memberikan ketaatan yang tak putus-putusnya.
3.      Hatinya ditetapkan untuk mengajar firman Allah.
·         Dengan penjelasan
·         Kepada umat Allah
Contoh
Teks  : Yesaya 55:7 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.
Pokok : Pengampunan Ilahi

1.      : Sasaran pengampunan Allah,  Baiklah orang  fasik meninggalkan rancangan jahat dalam  hidupnya
·         Orang fasik (Secara harafia, orang yang keji secara lahiria)
·         Orang jahat (secara harafia, orang berdosa
2.      : Syarat-syarat pengampunan Allah,
·         Orang berdosa harus meninggalkan kejahatan
·         Orang berdosa harus kemabali kepada Allah
3.      : Janji pengampunan Allah
·         Dia akan mengasihi
·         Memberi pengampunan yang penuh belas kasihan.
·         Pengampunan yang berlimpah (secara harafiah, Ia akan murah hati untuk memberi ampun.
·         Pengampunan yang sempurna, Maz 103:3 ; Mikha 7:18-19 ; I Yoh 1:9
Pendahuluan              
            kasih seperti apa yang dibutuhkan dunia saat ini. Saya sekarang hendak berbicara soal kasih sejati yang diperlukan oleh dunia. Yesuslah yang berani berkorban karena Dia mengasihi kita.
Teks                 : Yoh. 3:16
Tema               : Kasih Allah bagi semua orang
1.      Kasih Allah yang besar bagi semua orang
v  Allah menciptakan manusia dan dunia ini.
v  Allah mengasihi semua orang dengan kasih yang sama.
v  Allah menghendaki setiap orang mengalami hidup kekal.
2.      Hal itu menyebabkan Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal
v  Betapa berharganya seorang anak bagi bapaknya.
v  Betapa besar korban yang diberikan oleh Allah.
v  Allah memberikan Dia bahkan sampai kematian-Nya.
3.      Barangsiapa yang menerima Kristus tidak akan binasa
v  Pemberian yang luar biasa ini tersedia bagi semua orang.
v  Allah mengasihi bahkan bagi manusia yang paling jahat sekalipun.
v  Keselamatan adalah anugerah yang diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus.
4.      Penutup
            Tantang mereka untuk mengambil keputusan saat ini juga agar mereka menerima Yesus sebagai juruselamat, dan betapa bodohnya apabila menolak dan mengabaikan pemberian ini.
Keuntungan memilih khotbah tekstual

a.       Pemilihan suatu teks cenderung menarik pendengar untuk lebih memperhatikan karena ingin mengetahui rahasia dibalik teks tersebut.
b.      Teks tersebut akan menolong pengkhotbah secara sistematik sesuai urutan teks tersebut.
c.       Lebih mengutamakan firman Tuhan pada suatu bagian spesifik dari Alkitab.
d.      Khotbah yang langsung dari Alkitab akan memperkaya pendengar tentang firman Tuhan karena begitu pendengar ingat isi khotbah maka otomatis mereka ingat ayat-ayatnya.

v  Khotbah Topikal
Khotbah topic adalah suatu khotbah yang kerangka utamanya diambil dari topic/temanya yang lepas dari teks.
Perhatikanlah defenisi ini dengan seksama. Bagian yang pertama menyatakan bahwa bagian-bagian utama di ambil dari pokok itu sendiri. Ini berarti khotbah topic mulai dengan satu topic atau tema dan bagian-bagian utama khotbah itu terdiri atas ide-ide yang terbit dari pokok pembicaraan itu.
Khotbah topic mulai dari suatu topic atau tema dan kerangka utama khotbah itu terdiri dari ide-ide dari tema pembicaraan. Khotbah ini tidak menggunakan satu teks sebagai dasar pemberitaannya tetapi berasal dari berbagai sumber teks, khotbah ini memiliki satu tema dan kerangka-kerangka khotbah hanya untuk menguraikan tema tersebut. Setiap kerangka harus tertuju dan mendukung tema tersebut. Apabila kerangka khotbah tidak dibatasi untuk menguraikan dan memperjelas tema khotbah maka khotbah topic akan melebar menjadi khotbah yang sering kali membuat si pengkhotbah tidak cukup waktu dan kehilangan sasaran yang dibagikan kepada jemaat. Hal ini berakibat si pendengar  tidak memahami apa-apa yang menjadi inti dari isi khotbah tersebut.
Khotbah topical bertujuan untuk menyajikan sebuah topic yang khusus pada jemaat. Sebagai contoh, mungkin ia mengambil sebuah pokok bahasa mengenai pembenaran, lalu pertama-tama ia akan mencari segala sesuatu yang di katakan Alkitab atas pokok persoalan yang memikat ini. Kemudian ia memikat semua refrensi dari Alkitab dan buah-buah pikiran yang didapatkan kedalam sebuah format yang tersusun dengan rapi. Kemudian mengembangkan temanya dengan sepenuh dan setepat mungkin. Tujuannya adalah menceritakan kepada pendengarnya segala sesuatu yang harus ketahui mengenai pokok bahasan yang penting. Tentu saja, tidak mungkin dapat melakukannya dalam satu kali khotbah akan menyiapkan satu sering khotbah atau pengajaran mengenai pokok bahasan yang sama. Hal ini akan memberikan lebih lengkap terhadap topic tersebut.

Contoh khotbah topical
Pendahuluan
            Ada banyak orang saat ini jauh dari Tuhan karena ketika mereka ditimpa suatu masalah yang sangat sulit, bahkan ujian yang datang sili berganti, lalu mereka berdoa kepada Tuhan supaya tidak terjadi masalah yang terjadi dalam kehidupan mereka, tapi pada kenyataannya masalah itu selalu ada dalam hidup mereka sehingga meninggalkan Tuhan dalam hidup mereka karena menganggap bahwa Tuhan tidak menjawab doa-doa kita.

Topik               : 1 Tesalonika 5:17
Tema               : “Alasan-alasan doa tidak di jawab”
1.      Apa arti doa?
Doa adalah suatu hubungan atau komunikasi antara manusia dengan Tuhan, dan juga nafas hidup bagi orang percaya.
2.      Mengapa doa tidak dijawab oleh Tuhan?
·         Karena salah meminta (Yak 4:3)
·         Karena dosa dalam hati (Maz 66:18)
·         Karena meragukan firman Tuhan (Yak 1:6-7)
·         Karena berdoa bertele-tele (Mat 6:7)
3.      Bagaimana cara berdoa yang berkenan kepada Tuhan?
·         Berdoa dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu Yunus 2:1 Kis 16:25; Kis 16:13.
·         Berdoa dengan iman Yak 5:16.
4.      Penutup
Kita sebagai umat Tuhan marilah kita berdoa kepada Tuhan dengan segenap hati kita dan percaya bahwa apa yang kita doakan atau kita sampaikan kepada Tuhan tentang pergumulan kita, yakin bahwa Tuhan menjawab doa-doa kita tepat pada waktunya.

Contoh kerangka yang dibuat diatas hanya menguraikan suatu tema alasan-alasan bagi doa yang tidak di jawab. Kita bisa saja berpikir secara fakta penting lainnya seperti metode seperti arti doa, pentingnya doa,kuasa doa, cara berdoa, dan hasil berdoa. Kita juga harus membatasi seluruh kerangka itu pada suatu tema yang dikhotbahkan. Jangan kita bercerita terlalu panjang pada suatu kerangka yang jauh dari tema, apalagi membicarakan yang tidak ada hubungannya dengan tema khotbah. Karena hal tersebut akan membuat khotbah kehilangan sasaran.
Hal-hal yang diperhatikan dalam khotbah topic yaitu:
·         Rangkain kerangka itu harus singkat padat dan jelas. Walaupun rangkaian kerangka tersebut digarap dengan baik, dengan variasi yang menarik  jemaat biasanya akan kurang perhatian jika satu tema utama di sajikan dalam waktu yang terlalu lama.  Khotbah yang di serap secara efektif oleh pendengar berdurasi sekitar 45 menit.
·         Rangkain kerangka harus menunjukan adanya urutan  kemajuan yang bertahap. Apabila khotbah itu di susun secara serapangan maka biasanya rangkaian kerangka khotbah menjadi tidak efektif dan jemaat tidak bisa memahami hubungan kerangka satu dengan yang lain. Apabila kerangka itu diatur dengan baik maka kita dapat membawa khotbah kepada klimaks yang menjadi sasaran khotbah.
·         Selalu ada bahaya dalam penyeledikan topic. Jika kita mengambil satu ayat dan memberi tafsiran yang tidak sesuai dengan konteksnya. Oleh sebab itu si pengkhotbah harus waspada agar setiap ayat yang dikutipnya untuk menopang suatu kerangka khotbah, harus dipakai dengan tepat dan sesuai dengan tujuan penulis kitab. Untuk mengatasi salah tafsir maka si pengkhotbah harus tahu  latar belakang kejadian sebelum mengambil ayat-ayat untuk mendukung kerangka khotbah.

v  Khotbah Biografi
Biografi adalah kisah seseorang, metode ini mempelajari hidup dari beberapa tokoh yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang di catat dalam Alkitab memiliki arti yang penting untuk diajarkan  pada kita. Tokoh Alkitab sangat memikat dan menarik untuk dibaca dan pelajarilah setiap bagian dalam kehidupannya yang terdapat dalam Alkitab dan buatlah catatan jika ada terlintas dalam pikiran.
Mengambil seorang tokoh dalam Alkitab lalu membahas dan menarik pelajaran dan teladan darinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkhotbah biografi yaitu :
·         Pelajari kelahiran dari pribadi orang tersebut.
·         Pertimbangkan lingkungan dimana dia dibesarkan.
·         Pusatkan dalam pemebntukkan Allah dalam kehidupannya.
·         Bagaimana reaksinya terhadap pembentukkan tersebut.
·         Apa yang dipelajari dalam pembentukkan tersebut.
·         Jika dia berhasil, apa yang membuat orang itu berhasil.
·         Apa yang kita pelajari dari kehidupannya.
v  Khotbah Analitis
Kotbah analitis mengambil suatu tema tertentu dan kita harus menyelidiki dan menganalisis topic tersebut, contohnya, tema hidup, manajemen menurut Alkitab.
Tipe khotbah secara analitis ini berkaitan dengan analisa yang mendetail dan menarik kebenaran sebanyak-banyaknya mengenai sebuah subyek. Dari kebenaran ini dapat diajarkan pokok yang mendasar.
v  Khotbah Analogis
Khotbah analogis yaitu berkhotbah dengan cara mengajarkan kebenaran dari kasus parallel. Contohnya tema, tentang kesatuan, dapat dijelaskan dengan hubungan Kristus dan jemaat. Tema menjadi saksi Kristus di terangkan dengan menjadi garam dunia.
Sebagai isi Alkitab di tulis dalam bentuk analogi. Suatu bentuk yang mengajar kebenaran lewat sebuah kasus. Para penulis sering menggunakan sebuah subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani. Hal ini mempaparkan dan membandingkan hal-hal yang berfungsi sama.
v  Khotbah Tipikal/gambaran
Khotbah tipikal adalah khotbah dengan mengambil suatu perumpamaan tertentu atau membahas sesuatu di dalam Perjanjian Lama yang merupakan gambaran dalam perjanjian baru. Contoh : kemah suci atau tabernakel.
Hal –hal yang harus diperhatikan dalam khotbah tipikal adalah :
a.       Mulai dengan tipe-tipe sederhana dimana maksud dan pengertiannya sangat jelas.
b.      Jangan sekali-kali menafsirkan setiap perincian yang kecil dari tipe itu.
c.       Usahakan tetap senantiasa berada dalam garis besar kebenaran yang luas.
d.      Hindari untuk tidak menjadi dogmatic sehubungan apa yang diajarkan.
e.       Jangan sekali-kali mendasarkan suatu doktrin dari pengajaran tipe ini.
f.       Tetaplah terbuka dalam koreksi orang lain yang lebih dewasa rohaninya.

B.     TEKHNIK PENYUSUNAN KHOTBAH
Dalam berkhotbah ada beberapa unsur yang harus diketahui dalam teknik penyusunan yaitu :

1.      Judul
Judul biasanya dipersiapkan terakhir setelah khotbah itu tersusun. Judul biasanya mengukapkan hal khusus yang akan disajikan dalam khotbah dan dibuat menarik sebagai reklame untuk berkhotbah. Pemberian judul bisa saja sama persis dengan tema. Di dalam pembuatan judul ada beberapa judul yang harus diperhatikan yaitu:
·         Judul harus sehubungan dengan teks.
·         Judul harus menarik para pendengar, judul harus memakai kata-kata yang bisa membangkitkan perhatian atau rahasia ingin tahu. Agar menarik  maka judul harus sesuai dengan situasi dan kebutuhan hidup, contoh judul yang menarik yaitu “Doa yang mengubah dunia”.
·         Judul harus sesuai dengan martabat mimbar walaupun ingin kita membuat judul yang menarik, namun kita harus tetap memberi penghargaan dan penghormatan terhadap Allah. Contoh judul yang tidak tepat khotbah yaitu “CINTA SEGITIGA”.
·         Pada umumnya judul harus singkat.
·         Judul boleh diungkapkan dalam bentuk penegasan pertanyaan, seruan atau sebuah ungkapan yang diikuti sebuah pernyataan.
2.      Pendahuluan
Pendahuluan adalah proses dimana pengkhotbah berusaha mempersiapkan pikiran dan mendapatkan perhatian para pendengar terhadap berita yang hendak dikhotbahkan. Pendahuluan itu penting untuk memperoleh perhatian, minat dan rasa ingin tahu dari jemaat dari awal khotbah.
Maksud dan tujuan pendahuluan adalah :
a.       Untuk mendapatkan simpati dari sipendengar. Kepribadian kitalah yang membentuk apa perkataan kita di terima atau tidak.
b.      Untuk membangkitkan minat terhadap temanya. Harus dikemas sedemikian rupa dalam bentuk berita yang menimbulkan rasa tertarik sehingga pendengar menaruh perhatian dengan sungguh-sungguh.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendahuluan.
1.      Dalam mengukapkan pendahuluan harus singkat.
Kita harus berbicara singkat dan jangan berlarut-larut, harus meniadakan hal-hal yang tidak penting seperti permintaan maaf yang tidak  perlu, menceritakan persiapan khotbah yang dadakan karena harus menggantikan orang lain, ucapan selamat yang panjang, memperkenalkan diri terlalu panjang dll.
2.      Pendahuluan harus menarik
Apabila kalimat-kalimat pembukaanya terdiri atas hal-hal spele yang membosankan, konyol atau tidak relevan, kemungkinan dari awal adalah sudah tidak ada yang menaruh minat terhadap khotbahnya jadi sini kita harus membangkitkan rasa ingin tahu atau membangkitkan perhatiannya. Misalnya, dengan menceritakan hubungan tema ini dengan situasi-situasi hidup yang menyentuh kehidupan, kebutuhan, pemikiran, probleman.
3.      Pendahuluan harus menuntun pada tujuan/sasaran utama khotbah
Pendahuluan harus diarahkan langsung pada tujuan khotbah, maka pernyataan-pernyataan pendahuluan harus terdiri serangkaian ide secara bertahap memuncak kepada tujuan yang utama yang akan diuraikan.

BAB II
CARA BERKHOTBAH

Berkhotbah yang efektif bergantung pada dua hal yaitu apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakannya. Apa yang kita katakan sudahkah kita bicarakan di bagian pertama (di depan) walaupun begitu semua yang disebutkan tadi tidak layak disampaikan  jika tiadak menyentuh dan berhubungan dengan kehidupan. Demikian pula jika kita tidak punya kemahiran dalam menyampaikannya serta menjelaskannya kepada jemaat maka  khotbah tidak akan bertahan hidup dalam hati jemaat.
Dalam bagian cara berkhotbah ini reverensi banyak di ambil dari literatur cara berbicara di depan umum atau berpidato. Seorang ahli merinci bahwa komunikasi tidak hanya verbal saja tapi juga non verbal, dan menyampaikan efektif hanya 7% berpengaruh melalui pesan pembicara lewat kata-kata, 38% timbul dari suaranya dan 50% dari ekspresi termasuk ekspresi wajah. Oleh karena itu di samping unsur materi khotbah unsur penting lainnya adalah suara, gerak tubuh, bahasa, penampilan serta kepribadian.
Ketika kita menyapa jemaat, ada tiga komunikasi berbeda yang bersamaan kita sampaikan yaitu intonasi suara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah kita. Ada beberapa hal yang kita soroti yaitu tentang suara yang muncul sebagai unsur yang paling jelas dan menentukan serta gerak  tubuh kita. Hal lain adalah kepribadian pembritaan firman karena aspek kepribadian pembritaan sangat penting agar jemaat tidak menolak sebelum mendengar tapi mau mendengarkan kita.
A.    SUARA
Suara seorang pembicara menekankan apa yang ingin disampaikannya dengan beberapa cara yaitu: variasi tanda nada, penekanan, tempo dan jeda, dll. Berikut ini beberapa prinsip penggunaan suara yang harus disadari oleh pembicara didepan umum.
1.      Titi nada
Titi nada adalah perpindahan suara dengan tingkat nada yang berbeda dan nada bervariasi, kadang disebut melodi. Jika seorang bertanya maka titi nada berubah cepat dari titik nada rendah ke titik nada tinggi, contoh: apakah saudara percaya ada neraka? Titik nada tinggi berarti sedang mengajukan pertayaan.
Titi nada yang monoton berdengung membosankan seperti bunyi piano pada nada yang sama ditekan terus-menerus oleh anak kecil. Kegagalan monoton titik nada secara efektif merupakan kegagalan berbicara di muka umum. Banyak humor  yang harus menggunakan variasi titik nada jika tidak kanan menjadi lucu.
2.      Penekanan
Variasi kekerasan suara bisa berguna baik untuk  penekanan ataupun menarik perhatian. Mengubah suara  menjadi suatu macam bisikan dengan menempatkan suara ide  seperti huruf miring dalam tulisan yang sama efektifnya dengan suara teriakan yang keras. Kebanyakan pembicara memakai kekuatan suara dapat mempertinggi penyampaiannya.
3.      Tempo pembicara
Beberapa oramg cenderung untuk berbicara dalam kecepatan yang sama, hal ini juga dapat membosankan. Saat kita berbicara usahakan kecepatannya tidak sama. Hendaknya khotbah kita di sampaikan dengan kecepatan yang cukup sehingga mudah di tangkap maksudnya. Bagaimanapun juga dari waktu kewaktu kita harus mempercepat atau memperlambat pengucapan untuk memberi variasi dan memberi penekanan pada khotbah kita.
 Cobalah baca II Samuel 18:33b dengan kecepatan rata sama: “ anakku Absalom, Anakku, Anakku Absalom! Ah, kalau mati aku mengantikan engkau, Absalom, Anakku, Anakku!”   lalu ucapan kata itu dengan perlahan. Lalu ucapan dengan lima kata pertama secara cepat dengan perasaan dan kalimat berikutnya dengan tempo lambat. Ternyata variasi kecepatan berbicara mengkomunikasikan makna dan emosi yang berbeda. Ketika kita tiba pada pernyatan kunci atau poin pertama maka kita sampaikan dengan lambat sehingga pada waktu pendengar untuk menangkap pernyataan , dan kalimat itu menjadi menonjol karena tempo pengucapan khusus.
4.      Jeda
Jeda lebih berhenti berbicara, sebab jeda juga memberi pendengar suatu kesempatan singkat untuk berpikir, merasakan dan merespon. Dalam tulisan dapat berfungsi sebagai tanda baca, kata atau frase pertama yang di ucapkan setelah jeda akan tampil menonjol dari apa yang mendahuluinya. Bahkan untuk menekankan  yang lebih kuat, kita dapat berhenti sejenak setelah kata itu di ucapkan.
Jeda yang di ucapkan sebelum klimaks cerita akan menambahkan keterangan. Jeda yang dramastis ini di tampilkan pembicara untuk emosi, yang mendalam dan jeda ini dapat lebih efektif dari pada kata-kata. Tetapi hati-hati jeda yang tidak di gerakkan oleh pikiran atau perasaan dapat membinggungkan pendengar sama dengan tulisan yang di pasang tanda baca yang sembarangan.
Bayak pembicara yang takut dengan diam karena dia tidak punya control diri yang cukup untuk diam sebentar. Ada ketakutan di kira pendengar dia lupa apa yang mau ia katakan, sehingga dia berbicara dengan aliran yang tiada henti. Lebih parah lagi karena ketakutan jeda dia mengambil kata-kata yang tiada maknanya seperti ee,m, anu, ah, uh, amin, Haleluya, atau mengulang kata sambung yang tidak tepat penggunaannya. Semuanya di sampaikan untuk menghindari jeda yang ditakutinya dan dapat menjauhkan perhatian jemaat terhadap ide-ide yang di sampaikan. Meskipun jeda kita teruskan memandang pendengar dengan sungguh-sungguh tetapi jangan terlalu panjang karena kebisuan panjang dapat mempengaruhi perhatian pendengar terhadap jeda itu sendiri.
5.      Artikulasi
Artikulasi adalah seni pengungkapan kata secara jelas. Seorang pembicara yang baik akan memberikan penekanan dalam pembicaraan dan dapat memberi arti yang jelas, akan mudah untuk dimengerti sebab pengucapannya sangat baik.
Setiap pembawa firman harus sampai pada tahap mahir dalam hal ini, sehingga jemaat dapat dengan mudah mendengarnya. Untuk dapat mendengarkannya tidak perlu sampai memaksakan diri hingga terasa tegang, seharusnya itu merupakan suatu kesenangan. Bahkan di dalam percakapan sehari-hari, berlatih berbicara dengan jelas.
6.      Volume suara
Volume suara merupakan factor penting. Memberi variasi pada volume suara dapat memberi penekanan pada suatu pokok yang kita ingin tekankan. Sebagian khotbah hendaknya kita sampaikan dengan volume suara seperti orang yang sedang bercakap-cakap. Hal ini untuk memastikan bahwa suara kita cukup keras sehingga untuk memastikan kita cukup keras untuk didengarkan oleh semua orang, walaupun tidak terlalu keras sehinggan membengkak telinga jemaat.
Bebrapa pelayan Firman merasa penting untuk berkhotbah sangat keras maksudnya agar jemaat mendengar dengan jelas tetapi kalau tingkatannya sudah mulai tidak nyaman sebaiknya hal ini dihindari. Bila semua khotbah disampaikan dengan suara yang keras,akan menyulitkan penekanan bagian yang kita ucapkan.
Jadi perlu kita menurunkan suara kita, untuk memberi penekanan yang khusus saat kita menurunkan suara kita. Mereka akan berusaha untuk memperhatikan setiap kata yang akan di ucapkan.

B.     GERAK TUBUH
a.       Gerak tubuh sebagai bahasa non verbal harus sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Bahasa non verbal memiliki peran yang penting dalam komunnikasi khususnya untuk menyatakan sikap dan emosi. Ketika kita meminta sesuatu permintaan yang tegas dengan menyatakan “hal ini penting!”namun jika suara kita keluar datar saja dan tanpa pada ekspresi dan tubuh kita berdiri lemah maka jemaat tidak akan percaya maupun tergugah dengan kata itu benar itu penting.
b.      Penyampaian yang efektif harus juga dengan hasrat
Umumnya seorang pembicara di depan umum hanya mengucapkan kata-kata tanpa hasrat tanpa memikirkan bagaimana menuangkan ide-ide dari kepalanya dan keluar dari mulutnya, tetapi seorang provisional mengucapkan kata-kata dengan hasrat yang kuat sehingga apa yang mau disampaikan harus menjadi milik pendengarnya, harus mengerti dan menghayati, hal ini menambah rangsangan kepada pembicara, sehingga komunikasi menyerupai percakapan yang hidup
c.       Bebaskanlah gerakan tubuh untuk melakukan apa yang di tuntut oleh pikiran dan emosi.
Jangan rintangin ekspresi yang bersifat fisik mengingini pikiran yang penuh semangat, paling kurang kita memberikan tubuh kita begerak seperti dalam percakapan sehari-hari, lebih baik lagi kalau tubuh bergerak lebih bebas, lebih kuat, dan lebih mendalam dari pada ekspresi sehari-hari.
d.      Belajar berdiri dengan baik
Di setiap kesemapatan sepantasnya, bediri menghadap jemaat, berdirilah tegak, tepat diatas dua kaki, hal ini membuat cara kita berdiri dengan baik.
Berdiri dengan tegak menghadap jemaat, Jangan bersandar pada apapun juga. Bila ada di mimbar, gunakan mimbar itu untuk meletakkan Alkitab dan catatan, jangan gunakan untuk bersandar. Dengan berdiri tegak akan membantu bernafas. Juga hal ini akan menimbulkan perasaan tenang dan percaya diri saat menghadap jemaat.
e.       Belajar bergerak secara wajar
Tubuh kita juga dapat menyampaikan suatu pesan sama seperti yang di sampaikan malalui suara kita, ini penting bagaimana sikap kita saat berbicara.
Kunci  untuk bergerak yang tepat ialah dengan wajar bergerak dan membiarkan secara alami. Hindari gerakan tubuh yang tidak penting. Jika kita hendak  menggambarkan sesuatu secara lisan, dapat juga di sampaikan ide tersebut dengan tangan kita.
f.       Pertahankan kontak mata dengan jemaat
Mata juga dapat menyampaikan suatu pesan! Maka kita jangan melihat diatas kepala pendengar, lihat langsung kearah yang kita tuju.
Biar pandangan kita menjelajahi seluruh jemaat,maka setiap orang/ jemaat akan juga merasakan bahwa kita sedang berbicara dengan mereka. Dengan demikian ada hubungan dengan kontak yang baik dengan jemaat.
g.      Ingat bahwa ekspresi wajah juga penting
Ekspresi di wajah kita dapat menyampaikan suatu pesan. Hindarilah ekspresi wajah yang ”keras” atau seram bila tidak sedang menyampaikan poin tertentu.tetapi biarkan ekspresi wajah kita wajar serta sesuai dengan tema dan topic yang sedang disampaikan. Bergembiralah dan percaya diri, bila topic yang disampaikan bukan masalah yang sedih atau yang serius.
h.      Perbendaharaan kata
Perbandaharaan kata seorang pembawa Firman merupakan rangkaian beberapa kata yang ia ketahui  dan yang bisa digunakan. kata-kata adalah peralatan seorang pembawa Firman yang digunakan untuk bekerja memenuhi panggilannya. Makin banyak kata-kata yang kita ketahui dan mengerti, kita dapat makin fasih berkata-kata untuk menemukan perasaan kita. Kata-kata bagi pembawa Firman sama halnya kuas dan cat bagi seorang seniman. Seseorang menggambarkan suatu keadaan , jemaatnya melihat apa yang dia gambarkan. Kata-kata yang sangat penting lagi seseorang untuk berkomunikasi secara efektif. Seorang pembawa firman tanpa berkata-katabagaikan seorang pedagang tanpa barang dagangan.
            Sebagai seorang pengkhotbah, kita harus menarik dalam kata-kata. Usahakan bayak membaca, sebab dengan membaca bacaan yang baik dapat memperbanyak  perbendaharaan kata-kata yang tidak kita mengerti. Selidiki dan carilah apa artinya, dan pertambahan kata baru itu pada perbendaharaan kata kita. Mulai gunakan kata tersebut dalam konteks dan gunakan dengan benar. Kembangkan perbendaharaan kata kita, akan fasih bila kita melakukannya. Orang akan lebih tertarik mendengarkan kita, bila kita dapat membicarakan topic yang kita bawakan dengan baik.
C.    KEPRIBADIAN
Pedoman umum dari sikap kepribadian ini kita akan ringkaskan:
·         Jadilah diri sendiri
Bersikaplah tenang, apa adanya dan tidak di buat-buat. Salah satu bantuan terpenting dalam berkhotbah  adalah bersikap tenang. Ketegangan menyebabkan kegugupan . Saat tegang, pikiran tidak berfungsi dengan baik, perkataan tidak mengalir lancar. Kegugupan akan mempengaruhi jemaat, dan mereka juga akan merasa tegang.
Cara yang terbaik untuk dapat tenang adalah kaitan khotbah kita dengan Tuhan, perbuatlah yang terbaik semampu kita dan serahkanlah hasilnya kepada Tuhan. Jangan sekali-kali menampilkan kepribadian lain yang bukan kita. Salah satunya menyenangkan diri sendiri. Bila kita mencoba meniru seperti pengkhotbah lain, maka pesan tersebut akan dapat ditangkap wajar/ asli dari kepribadian kita.
·         Usahakan tidak meniru-niru orang lain
Tuhan memilih kita sebab Dia ingin memakai kita. Kita memiliki beberapa keistimewaan tersendiri yang hanya kita memilikinya, dan Tuhan memiliki rencana atasnya.
Mencoba untuk meniru-niru pengkhotbah terkenal adalah suatu kesalahan. Tidak peduli tanpa efektifnya khotbah tersebut, bila kita mencoba meniru, hal itu tidak akan menjadi efektif karena belum tentu pas, sama halnya seperti Daud yang mencoba memakai jubah perang Saul, sebab tidak pas untuknya, maka jubah tersebut hanya merupakan halangan dari sebuah pertolongan (I Samuel 17:38,39).
Bila kita berusaha meniru atau mencontoh seseorang, pendengar akan cepat mengetahuinya. Mereka akan menyadari bahwa khotbah itu tidak murni dan bersungguh-sungguh, dan hanya dapat berkomunikasi secara dangkal saja.
Kita tidak akan benar-benar merasa tenang dan tentram, bila kita tidak menjadi diri sendiri, pelayanan kita akan kaku dan seperti dibuat-buat karena itu jadilah diri kita sendiri, dan jadilah yang terbaik semampu kita.
·         Jujur pada diri sendiri
Ketulusan hati dan kejujuran sangatlah penting bagi seorang pengkhotbah. Kita adalah saluran bagi Allah, seorang juru bicara dimana melalui kita, Allah berbicara pada umat manusia. Karena itu Ia menghendaki sebuah bejana yang jujur, bebas dari komunifikasi dan tipu muslihat.
·         Jadilah bejana yang bersih
Ada kemungkinan bahwa pendengar kita memiliki kerohanian yang lebih tinggi dari kita. Jika kehidupan kita berpolusi maka kita akan menjadi polusi bagi pendengar kita. Jika ada kepahitan dalam diri kita, maka kepahitan itu akan tertulah pada pendengar kita. Jika kita membiarkan diri kita di kuasai sikap negative, jemaat kita juga akan bersikap negative terhadap kita. Kita memiliki tanggung jawab yang mutlak untuk menjadi seorang yang Tuhan ciptakan.
·         Bersikap tulus
Ketulusan berarti bebas dari kepura-puraan dan ketidak jujuran. Hal ini akan berarti bahwa penampilan kita sama dengan pribadi kita, bersikaplah apa adanya , jujur dan tulus.
Banyak pengkhotbah menanamkan kesan yang lain mengenai kepribadian mereka terhadap publik. Hindarilah kemunafikan, Tuhan jelas tidak menyukai hal-hal yang palsu seperti itu bahkan orang-orang akan terbentuk kepribadian cepat sekali menyadari kepalsuan itu.
·         Milikilah rencana dan sasaran yang jelas
Suatu kepribadian akan terbentuk dengan benar dan berkembang apabila pribadi itu memiliki sasaran yang nyata dalam hidupnya jika hidup kita benar-benar mededikasikan untuk menjadi pemberitaan Firman Tuhan, maka kepribadian kita akan berkembang sampai mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya akan terbentuk kepribadian yang baik yang cocok untuk mengkomunikasikan kebenaran. Dedikasi semacam ini mempercepat perkembangan kepribadian kita kedalam bentuk yang paling sesuai untuk menjadi juru bicara Allah.
·         Bersikap sepenuh hati
Tidak ada hal baik yang dicapai oleh orang yang setengah-setengah dalam mengerjakan segala sesuatu yang berharga dapat tercapai tanpa membayar mahal. Serahkan diri kita sepenuh hati kepada tugas membawakan Firman Tuhan yang luar biasa.
Biarlah tujuan itu menjadi puncak pikiran kita. Pelajarilah segala sesuatunya sebisa kita dalam mengupas suatu pokok khotbah. Biarlah pokok subjek itu menyerap perhatian dan motivasi kita. Buatlah hal tersebut menjadi hal penting dalam hidup kita, tetapkanlah untuk segala sesuatu yang menerima panggilan tertinggi yang sudah dipercayakan kepada kita.



D.    PENAMPILAN
1.      Luwes
Bersikaplah santai dan jadilah diiri kita sendiri. Allah ingin menggunakan kepribadian kita sebagai saluran untuk mengkomunikasikan Firman-Nya. Karena itulah alasan mengapa Ia memilih dan memanggil kita. Bagaimana pun keadaan kita jangan merasa rendah diri, terimalah diri kita apa adanya sebab Allah telah menerima kita. Tidak ada seorang pun yang dapat menjadi kita sebaik yang kita lakukan.
2.      Keadilan
Biar pesan dan keadilan yang kita bawakan merupakan hasil keunikan dari pribadi kita sendiri. Tuhan menciptakan kita beda satu sama lainnya. Dia menikmati perbedaan dan variasi kepribadian di antara kita umat manusia. Gunakan kepribadian yang unik yang Tuhan berikan kepada kita dan biarkanlah Ia mengekspresikan pikiran-Nya melalui hidup kita dengan jalan yang khusus dan unik seperti yang Ia inginkan.
3.      Kesedehanaan
Ada suatu yang sangat menarik dan menyenangkan mengenai ke sederhanaan. Jangan berusaha untuk bersikap rumit dan mendalam. Kita tidak perlu mencari perhatian mereka demi pujian manusia. kita ada disana karena melayani mereka bukan untuk dipuji dan diperhatikan mereka.
4.      Sikap yang menarik
Kita yakin bahwa pribadi yang paling berpengaruh dan menarik yang pernah di jumpai di dunia adalah Yesus Kristus!yang dimaksud bukan penampilan yang jasmaniah, daya tarik Kristus tidak berasal dari penampilan yang jasmani-Nya, tetapi sifat dan kepribadian-Nya yang sangat menawan  (Yes 53:2) masyarakat jelata pada zaman Yesus menyambut Dia dengan antusias. Mereka mengikuti Yesus, bagaikan baja yang melekat pada sebuah magnet. Pada-Nya ada kemurahan dan pengampunan yang indah yang merupakan daya tarik bagi-Nya dan sangat menawan hati orang banyak. Itulah sebabnya banyak orang yang mengikuti Dia kemanapun Yesus pergi. Roh dapat memberikan daya tarik yang sama di dalam diri kita.
5.      Spontanitas
Jangan bertindak tidak wajar. Bertindaklah dengan bebas dan tanpa ada rintangan, lakukan segala sesuatu secara wajar. Spontanitas berarti segala sesuatu yang terjadi secara mudah tanpa tekanan atau paksaan. Jangan mempertahankan gaya religius yang memberatkan dan tidak wajar. Biarkan gaya komunikatif kita mengalir dengan bebas dan alami. Jangan biarkan diri kita di ikat dan di batasi.
6.      Adaptasi
Pengkhotbah yang baik harus belajar untuk fleksibel dan beradaptasi dengan keadaan yang berbeda-beda. Gaya khotbah kita di setiap pertemuan akan berbeda dari yang lainnya. Kita dapat membedakan dalam setiap situasi apa yang ingin Roh Kudus kerjakan.
Tuhan memiliki tujuan khusus yang ingin di capai dalam setiap perkumpulan orang-orang percaya. Sang pengkhotbah adalah kunci terpenting bagi pemenuhan tujuan tersebut. Usahakan tidak terlalu kaku dan ortodoks dalam pendekatan mental kita pada suatu kesempatan berkhotbah. Usahakan pikiran kita fleksibel dan terbuka. Belajarlah untuk selalu menantikan Allah dalam roh kita. Bukalah roh kita untuk suara-Nya sekecil apa pun.
            Roh Kudus menciptakan banyak macam suasana hati di dalam pertemuan-pertemuan. Kadang-kadang mereka bergembira dan bersemangat di lain waktu mereka akan tenang dan hikmat. Kemampuan untuk mengenali ke inginan Roh Kudus, dapat memampukan kita untuk mencapai hasil yang di inginkan oleh Allah.
            Kunci keberhasilan dalam pelayanan Kristen adalah “melihat cara Tuhan bekerja, dan bekerjalah bersama Dia”. Dan yang pada akhirnya membuat segala sesuatunya bermanfaat. Bila kita tidak memiliki kepekaan rohani mengenai tujuan Allah terhadap kita, kita akan di kalahkan oleh keputus asaan dan gagal tujuan ilahi yang telah Tuhan tentukan bagi kita.
7.      Berpakaian yang pantas
Penampilan kita sebaiknya tidak mengurangi kita berbicara pada jemaat, idealnya kita berpakaian dengan pantas dan sederhana. Juga gaya dan sikap kita jangan seakan-akan menyerang orang.
            Jangan menyebabkan jemaat menjadi tidak senang dengan cara kita berpakaian. Karena tujuan kita memenangkan dan mempengaruhi pendengar, bukan membuat mereka dengan tidak senang.
            Jangan berpakaian yang tidak pantas, sehingga menarik perhatian jemaat. Jika mungkin, usahakan berpakaian yang rapi,pantas dan sederhana. Dan perlu di ingat hendaknya cara berpakaian kita tidak berlawanan dengan kebiasaan yang ada di jemaat. Kita dapat berpakaian sedikit lebih rapi dari jemaat, misalnya jika jemaat memakai kemeja kita bisa diatasnya dengan menambahkan dasi dan seterusnya.
E.     LATIHAN TERAKHIR
Pemberitaan Firman permulaan harus melatih ulang khotbahnya sebelum menyampaikan khotbahnya. Latihan dapat mengukur struktur pesan  sebab pemikiran yang kelihatan jelas di tulis mungkin terasa ganjil saat materi itu di ucapkan di samping itu juga dapat memantapkan gaya saat di tampilkan.
Ketika berlatih bisa menemukan satu frasa saat berkhotbah. Pengkhotbah harus mendapat suatu perkembangan pemikiran yang jelas dan mengekspresikan dalam bahasa yang mampu mengomunikasikan apa yang ingin di katakan. Jadi, latihan bukan untuk membuat kita permanen tetapi latihan membuat kita menjadi efektif.
Di samping itu latihan akhir juga memperbaiki penyampaian. Seorang actor yang professional juga tidak mungkin muncul di hadapan audiensnya tanpa berlatih terlebih dahulu untuk menyakinkan semua dapat dilakukannya dengan lancar. Pengkhotbah  akan merasakan manfaat dari latihan ulang yang di lakukan dengan suara penuh yang di lakukan  dengan berdiri di depan kaca dan merekam suara. Bagi para pengkhotbah duduk dan memikirkan jalannya khotbah dengan membayangkan saat mereka berkhotbah di depan jemaat. Tetapi lebih baik kita mulai dari dasar sehingga di kemudian hari kita dapat melakukannya lebih mudah.

F.     UMPAN BALIK
Para pengkhotbah efektif mencari umpan balik dengan cara mendengarkan rekaman suara dan sebaiknya rekaman video khotbahnya dan di lakukan setelah beberapa hari di khotbahkan. Ada juga pengkhotbah mengundang sekelompok  pendengar pilihan meluangkan waktu bertemu dengan seorang yang di tunjukan meminta reaksi mereka terhadap khotbah yang di dengarkannya. Dengan mengajukan pertanyaan.
·         Menurut saudara apa yang di sampaikan pengkhotbah tadi?
·         Apakah saudara mengerti apa inti yang di sampaikan tadi?
·         Apakah ilustrasi berguna?
·         Dengan teks yang di smpaikan tadi?
·         Seandainya ada satu atau dua hal yang ingin di samapikan kepada pengkhotbah untuk di perbaiki nantinya apakah itu?
·         Izinkanlah mereka berbicara bebas dan rekam suara mereka sehingga pengkhotbah dapat umpan balik untuk perbaikan di kemudian hari.

Dan pada akhirnya hanya Tuhan yang mampu menyempurnakan apa yang kita cari dalam mencapai sesuatu melalui khotbah kita. biar dalam mencapai sesuatu melalui khotbah kita. Biarkan keyakinan kita di letakkan di dalam Dia. Ketahuilah bahwa satu-satunya perkembangan yang bermanfaat di saat menyampaikan firman Allah adalah karya Tuhan sendiri yang di sempurnakan.

3 komentar:

  1. Terima kasih sangat membantu

    BalasHapus
  2. Tuhan memberkati kita semua.Ianya Sangat memberi panduan untuk mempersiapkan satu khotbah yang berkesan.

    BalasHapus
  3. Terima kasih bisa membantu dalam membuat rancangan kotbah

    BalasHapus